39 ▪ Labrak

496 158 11
                                    

***

"Ah anjir! Seharusnya tadi langsung gue tembak ajah si Hanum," gerutu Genta menghentakkan kaki, melemparkan kunci mobil ke sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah anjir! Seharusnya tadi langsung gue tembak ajah si Hanum," gerutu Genta menghentakkan kaki, melemparkan kunci mobil ke sofa. Malam ini, Genta baru saja pulang dari rumah sakit sejak sore menemani Hanum, itupun karena dipaksa Hanum kalau ga dipaksa mungkin Genta ga akan pulang, mana belum mandi.

Genta melemparkan tubuh disofa, menatap langit-langit ruang tamu apartemennya, "padahal tadi nyanyi lagu Sang Jawara Cinta, kan kalau Jawara harus berani"

Genta merengek, menendang-nendang kakinya persis sekali anak kecil yang tengah ngambek karena ga dibeliin kuota hp. Image CEO berwibawa seketika luntur pada diri Genta kalau sudah begini, nyatanya pria itu justru terlihat aneh sekali.

"Oke-oke Genta, lu harus tegas sama perasaan lu," Genta menegakkan tubuh, menarik nafas dalam sebelum menghembuskan. Genta mengangguk yakin, "lu harus peka, kalau sekarang lu ga bisa jauh dari Hanum, sedetik ga ketemu pun, lu udah kangen sama dia."

Genta memejamkan matanya, jujur saja ia tak menyangka kalau dirinya bisa seperti ini. Perasaan hati ini sukses membuat Genta lemas, tak terbayang besar bahwa pria itu bisa jadi luluh oleh teman kecilnya sendiri, Hanum Dewi.
Gadis itu berhasil membuat hati Genta acak-acakan, dibuat cemburu, dibuat khawatir, dan dibuat takut akan kehilangan.

Tapi anehnya, kali ini justru Genta sulit sekali mengungkapkan perasaan hatinya. Mungkin karena kenangan masa kecil itu yang masih tersimpan erat, Genta merasa canggung jika ia jujur.

"Anjir, tapi kalau gue ga jujur sama Hanum, bisa-bisa Hanum direbut sama orang lagi," ucap Genta menggebrak meja pelan. "Udah mah bersyukur Hanum nolak Kak Galih, gue harus gercep nih," lanjut Genta memandang lurus ke arah Tv.

Genta termenung beberapa detik, setelah itu terlihat bibirnya terangkat ke atas. Ia tertawa sendiri.

"Ga nyangka gue bisa gini, gila! posisi Hanum di hati gue ternyata jelas banget, gue ga bisa kehilangan Hanum"

Genta masih tertawa, menggelengkan kepala. Sebenarnya ini agak lucu, dulu saat Genta kuliah di luar negeri, ia memang menjalin hubungan dengan beberapa wanita, tapi aneh, perasaan itu biasa ajah. Lalu, ia pun memutuskan untuk tak berkomitmen dengan setiap wanita, setelah bosen Genta akan memutuskan hubungan begitu saja.

Kali ini dengan Hanum, seperti mendapat sebuah karma. Genta dibuat mati-matian menahan rasa aneh dihatinya, ia tak tahu sampai akhirnya ia tersiksa. Genta tidak peka dengan apa yang ia rasakan, semakin cemburu melihat Hanum dengan pria lain, justru hatinya semakin memanas tak tahan.

Genta menghela nafas, ia mengeluarkan uang koin disaku celananya, uang sisa bayar parkiran tadi.

"Oke, kalau gambar angklung gue nembak Hanum malam ini," katanya dengan suara berat itu, Genta memutar koin diatas meja. Matanya terpejam sedikit, mengintip koin yang masih berputar itu. Jantungnya pun berdetak cepat.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang