17 ▪ Gadis yang lain

825 230 4
                                    

***

1 bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 bulan kemudian.

Hanum mengerjapkan mata memandang suasana pagi diatas motor dengan sayu. Kali ini ia berangkat sangat pagi, mungkin hampir jam setengah enam kurang. Gadis cantik itu harus sudah siap saat Genta mengirimkan chat kepadanya, menyuruh Hanum untuk datang ke apartemen miliknya hari ini.

Sebenarnya kemarin saat dikantor, Genta sudah memerintahkan Hanum untuk mulai mengurus urusan pribadi Genta, sebelumnya gadis itu sempat terkejut, namun ia kembali tersadar bahwa sekarang ia adalah bawahan Genta. Jadi apapun yang akan dikerjakan, Hanum harus siap menerima.

Ojek online yang membawa Hanum kini sudah berhenti tepat diarea elit apartemen yang Genta tinggali. "Makasih ya Pak." ucap Hanum seraya memberikan uang kepada pengemudi itu. Hanum membenarkan posisi tas selempangnya, merapihkan rambutnya, kemudian mulai melangkah memasuki gedung mewah apartemen itu.

Hanum ada di lift, menuju lantai dimana apartemen Genta terletak. Karena gadis itu sudah pernah kesini sebelumnya, jadi ia sudah tahu. Lift berhenti dilantai tujuh, Hanum berdehem dan kembali berjalan sampai menemukan pintu besar yang dikunci dengan nomor kode itu. Hanum menekan bell disana.

Cukup lama menunggu, gadis cantik itu jadi mengeluarkan IPAD dari tasnya untuk melihat jadwal Genta untuk hari ini, ternyata saat Hanum mengecek IPAD, pintu besar itu mengeluarkan suara tit tanda akan dibuka. Hanum menegakkan tubuhnya dengan wajah tersenyum untuk menyambut pimpinannya itu.

Namum wajah tersenyum Hanum berubah ketika Genta terlihat disana membuka pintu. Hanum melotot dengan mata hampir mencelos.

"AKHHH!" teriak Hanum langsung dengan cepat menutup matanya dengan IPAD. Mendengar teriakkan Hanum, Genta pun ikut terkejut kaget.

"HEH APA-APA! KENAPA TERIAK?" Genta bertanya panik dan refleks mendekati Hanum, gadis itu pun makin syok, ia dengan cepat memundurkan tubuhnya sampai menubruk dinding.

"Tu-Tuan kenapa tidak pakai baju?" tanya Hanum gugup masih menutupi wajahnya dengan IPAD. Genta mengernyit, matanya beralih memandang tubuhnya. Melihat bahwa ia tidak memakai sehelai benang pun untuk menutupi dada bidangnya, Genta jadi malu sendiri, ia berdehem belagak menutupi area itu dengan kedua tangannya.

"Sa-saya kan habis mandi, makanya ga pakai baju," jawabnya salah tingkah

Hanum dibalik IPAD  itu mendecak, "anda bisa ke kamar dulu untuk siap-siap, biar saya buatkan sarapan," ujar Hanum masih harus menenangkan diri. Genta menghela nafas, lalu mengangguk. Namun, melihat Hanum masih menutupi wajahnya, Genta tanpa sadar tersenyum tipis.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang