41 ▪ Genta Vs Galih

537 156 62
                                    

***
Note: fiks aku kecewa banget di part sebelumnya, pertanyaan aku dibawah story sama sekali ga ada ya jawab  ^_^ aku unpub ajah atau gimana ya?

***Note: fiks aku kecewa banget di part sebelumnya, pertanyaan aku dibawah story sama sekali ga ada ya jawab  ^_^ aku unpub ajah atau gimana ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi Pak Genta beneran suka sama Mbak Hanum, Pak Fer?"

Ferdi menoleh sebentar kesamping, lalu fokus lagi mengendarai mobil. "Hm, kenapa? Kaget ya?"

Sarah terkekeh kecil, "agak sih. Tapi, Pak Genta sama Mbak Hanum tuh kalau dilihat, serasi banget" ucap Sarah, gemas sendiri dengan ucapannya.

Ferdi tertawa, ia mengangguk. "Iya, saya juga lihatnya begitu."

Kekehan Sarah tiba-tiba berhenti, ia bercakap dengan wajah menyelidik. "Maaf sebelumnya ya Pak."

Ferdi mengangkat alis, "kenapa?"

Sarah menggigit bibir bawahnya, agak ragu mengatakan ini tapi ia harus bilang biar hatinya lega.

"Dulu, pertama kali masuk kerja .... Saya pikir Pak Ferdi sama Pak Genta itu...." Sarah memasang wajah polos, Ferdi yang mendengar suara Sarah menggantung pun jadi gemas, penasaran.

"Itu apa?"

"Hehe. Gay."

"Pegawai kurang ajar kamu!" umpat Ferdi mendecih sinis. Sarah tertawa segera meminta maaf. "Ya habis, saya lihat Pak Ferdi sama Pak Genta apa-apa berdua terus, keluar dari ruangan Pak Ferdi ajah harus rangkulan."

"Ya emang kenapa? Kan bestfriend"

"Iya deh, saya sekarang percaya, ga mungkin cowok seganteng Pak Genta Gay sama cowok kaya Pak Ferdi,hehe" kekeh sarah, membuat Ferdi mengumpat kesal tanpa suara.

"Heh! Umur kamu berapa sih? Berani ngomong gitu sama saya?"

"Baru 20 Pak," jawab Sarah masih tertawa. Ferdi mendelik, "beda jauh kita, jan suongong anda," ucapnya sebal. Sarah kembali tertawa, ia bawa santai karena Ferdi Antonio adalah orang yang humoris. Kalau Ferdi sok dingin, yang ada Sarah pengen ketawa terus karena ga cocok.

***

Besok paginya, Genta terlihat sangat lemas. Matanya bengep karena semalaman nangis liat Hanum tidak sadar dan ia juga sama sekali tidak tidur untuk menunggu Hanum bangun. Berdoa disepanjang malam, setia berada disamping Hanum, tanpa mau meninggalkan gadis itu barang sedetik pun.

Ternyata begini rasanya, ketika kita sudah sangat mencintai dan mengharapkan seseorang. Melihat orang itu kenapa-napa, rasanya mau murka, tidak akan membiarkan sesuatu menggoreskan luka pada orang yang kita cintai. Dan inilah yang Genta rasakan sekarang.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang