11 ▪ Mengeluarkan unek-unek

1.2K 277 16
                                    

***

Hanum berjalan santai disamping Galih, kini mereka berdua sedang ada disalah satu store dimall Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanum berjalan santai disamping Galih, kini mereka berdua sedang ada disalah satu store dimall Jakarta. Galih memang meminta tolong kepada Hanum untuk menemaninya ke mall hari ini, karena ia harus beli sebuah hadiah untuk diberikan kepada pasiennya yang sudah selesai menjalankan operasi jantung, karena Galih sudah janji untuk membelikan mainan jadi ia harus menepatinya.

Dan entah kenapa juga Galih teringat Hanum ketika ingin berencana membelikan hadiah, maka dari itu tadi siang ia menelpon Hanum.

"Menurut kamu anak itu akan suka mainan apa ya?" tanya Galih membuat Hanum yang tadi melamun kini tersadar, gadis itu menarik bibirnya keatas, tersenyum.

"Eum, karena Tuan tadi bilang kalau anak itu cowok, bagaimana kalau robot atau mungkin, ah itu, mobil remot," ucap Hanum menunjuk salah satu rak.

Galih melihatnya, "mobil remot kayanya boleh juga deh. Yuk," balas Galih mulai melangkah mengambil mainan itu.  "Saya harap Farhan suka sama mainan ini."

Hanum tersenyum, "saya yakin dia pasti suka," ucap Hanum membuat Galih menganggukan kepalanya.

Galih pun akhirnya membayar mainan itu, kini ia dan Hanum berencana untuk makan malam disalah satu restoran Jepang yang terdapat didalam mall itu.

"Kamu bisa panggil saya Kakak saja Hanum, seperti saat kita pertama bertemu," ucap Galih seraya memberikan Hanum minuman. Hanum menerimanya dan tersenyum simpul.

"Maaf Tuan. Tapi, saya juga berfikir mulai sekarang saya harus benar-benar menghormati para atasan saya, termasuk anda," ujar Hanum membuat Galih menghela nafas.

"Karena Genta kan?" tanyanya menaikkan kedua alis. "Kamu pasti manggil saya Kakak didepan Genta, dan saya yakin Genta ga suka itu. Padahal yang dipanggil Kakak juga saya bukan dia."

Hanum menggeleng cepat, "tidak Tuan, anda jangan salah paham dulu, lagipula Tuan Devian benar, saya harus sadar posisi saya dan tidak akan berlebihan."

Galih tersenyum, "kan yang suruh manggil juga saya Num, kamu ga usah mikir kaya gitu. Genta ga ada hubungannya sama sekali."

Hanum membuang nafas, "Tuan maafkan saya, sepertinya saya memang akan lebih nyaman memanggil anda seperti itu. Jadi saya harap ini tidak akan menjadi masalah antara anda dan Tuan Devian," ucap Hanum yang dengan lama mendapatkan anggukan Galih.

"Silahkan makan," ujar Galih ramah. Galih dan Genta memang sangat berbeda sekali, usia mereka yang terpaut agak jauh, sifat dan tentunya tindakan.

Sebenarnya Hanum masih memikirkan ucapan Genta tadi. Tapi gadis itu tidak bisa apa-apa, memangnya ia berharap apa sama Genta, Genta cuman bicara seperti itu. Hanum memandang Galih, mengingat saat Genta tidak suka jika Hanum memanggil Galih dengan panggilan 'Kakak'.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang