24 ▪ Ingin memulai namun banyak hambatan

663 184 4
                                    

***

Genta membuang nafas kasar, masih berusaha menghubungi nomor Sekretarisnya yang saat ini masih belum juga datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genta membuang nafas kasar, masih berusaha menghubungi nomor Sekretarisnya yang saat ini masih belum juga datang. Ia memandang arloji ditangannya, jam menunjukkan pukul setengah delapan pagi, tapi Hanum masih tak kunjung tiba, dan gadis itu tidak mengabarkan apapun kepada Genta.

Genta mendecak kesal, laki-laki tampan itu kini beranjak dari ruangannya dan keluar untuk mengecek Hanum di lobby. Namun saat baru saja keluar, Hanum datang mengejutkan Genta, gadis cantik itu juga tersentak dengan nafas terengan-engah dan rambut yang beterbangan sana-sini.

"Hanum, kamu kenapa baru datang?" tanya Genta menghampiri Hanum. Hanum mencoba mengatur nafasnya, sambil memegangi perutnya yang terasa keram.

Hanum menarik nafas dalam lalu ia hembuskan. "Maafkan saya Tuan, tadi saat dijalan, jalanan macet sekali karena ada yang kecelakaan, jadi saya telat."

Genta menggeleng samar. "Seharusnya kamu kabarin saya, saya dari tadi nungguin kamu, kirain saya hari ini kamu ga datang kekantor."

Hanum meringis, gadis itu menundukan kepala, "sekali lagi saya minta maaf Tuan, tolong maafkan saya."

Genta membuang nafas, memandang Hanum yang terlihat panik dengan nafas yang masih terdengar sulit diatur, "taruh tas kamu dimeja, terus ikut saya," titah Genta langsung meninggalkan Hanum, Hanum terdiam sejenak, kemudian menurut saja lalu mengejar Genta.

"Tuan, kita mau kemana? Apa ada yang harus saya urus?" tanya Hanum dibelakang Genta, mereka berdua sedang berjalan menyusuri lorong perusahan. "Ikutin saya ajah dulu."

Hanum menggangguk menurut, berjalan dibelakang Genta dengan langkah cepat. Ya ampun, padahal tenggorokan Hanum kering banget sekarang, belum sempat minum tadi. Lutut Hanum juga agak gemetar karena gadis itu tadi lari secepat kilat untuk memasuki gedung perusahaan.

Mata Hanum membulat ketika Genta berjalan menghampiri cafe perusahaan, namun gadis itu tak mau bertanya, hanya diam saja membuntuti Genta hingga sampai didepan meja pesanan.

"Dua ice coffe latte, satu cake tiramisu sama air mineral satu," pesan Genta membuat si pelayan mengangguk hormat. Genta memutar tubuhnya, memandang Hanum yang ikut tersentak.

"Ayo, duduk." titahnya, menunjuk kursi dan meja cafe. Hanum diam, bingung mau bereaksi apa. Genta yang tadi bergerak lebih dulu jadi heran, memutar tubuhnya. "Lah, Hanum. Ayo duduk. "

Hanum meringis, memandang Genta yang sudah duduk dikursi. "Du-duk, duduk, Hanum Dewi."


Hanum menghela nafas, "Tuan, saya merasa tidak enak. Ini jam kerja, tapi saya justru ada dicafe sekarang." Hanum menundukkan kepala sedikit, pertanda bahwa gadis itu memang merasa tidak enak.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang