44 ▪ Bersaing dan Mata-mata untuk Genta

458 143 1
                                    

***

Hanum memandang kosong kotak cincin ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanum memandang kosong kotak cincin ditangannya. Cincin indah itu belum ia pakai sama sekali sedari tadi, karena ketika ia tahu bahwa yang memberikan cincin itu adalah Genta, Hanum jadi meragu.

Hanum harus bagaimana sekarang? Kepahitan yang harus ia terima soal perasaan hatinya terhadap seseorang. Banyak masalah, dan orang-orang yang tidak akan suka dengan Hanum apalagi jika ia masih mempunyai rasa untuk seseorang yang sangat tinggi jabatan serta kastanya, Genta Araga Devian.

Hanum menghembuskan nafas kasar, memejamkan mata. Apa yang harus ia lakukan? Apa yang harus ia fikirkan? Semuanya menyatu dalam kepala Hanum menjadi kerumitan.

Rara dan Rosa, kedua wanita itu sangat membenci Hanum sekarang. Hal itu terjadi karena Hanum dekat dengan Genta. Sudah sering kali Hanum mendapatkan masalah dan kerumitan hanya ia dekat dengan Genta, jadi bagaimana nantinya Rara dan Rosa tahu jika Hanum juga mencintai Genta, mungkin semuanya akan meledak makin runyam.

Semuanya karena Genta, begini karena Genta, begitu karena Genta. Apa sekarang, saatnya Hanum merelakan semuanya yang berhubungan dengan Genta.

"Ya Tuhan, kenapa aku bingung banget sih," rengek Hanum diruangannya, ia tengah sendirian. "Apa bisa aku relain rasa cinta dan Genta begitu saja. Tapi, justru karena Genta semua masalah berdatangan..."

Hanum mengusap wajah gusar, mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Baru saja ia merasa bahagia kemarin-kemarin, tapi sekarang ternyata Hanum tertimpa lagi. Dan yang lebih memberatkan Hanum adalah, Hanum tidak mau membuat Genta dibenci oleh Rara dan Galih yang notabenenya adalah suadara kandung pria itu. Hanya karena dia, Genta bisa dibuang oleh keluarganya nanti. Hanum tidak mau itu terjadi.

"Kayanya sekarang aku harus terpaksa buang perasaan aku, aku ga boleh egois, aku ga boleh mentingin hati, kalau aku kaya gini terus bisa-bisa Genta akan dibenci sama saudaranya." Hanum merasa sangat berat hati, berat kepala. Nafasnya sesak, memandang cincin itu lagi.

Air mata turun begitu saja dari mata Hanum, "aku cinta sama kamu Genta, aku pendam perasaan ini sejak dulu, aku simpan semua rahasia ini dari kamu. Tapi sekarang, justru rasa ini juga yang buat aku tersiksa, buat semuanya semakin runyam,"

"Kali ini, aku harus terpaksa melepaskan kamu untuk kedua kalinya Genta, aku akan berusaha membuang semua rasa ini walaupun akan memerlukan waktu, tapi itu semua akan jauh lebih baik dari pada tetap mencintai kamu,"

"Kamu ibarat bunga mawar berduri bagi aku Genta. Indah dan cantik, namun itu sangat berbahaya... karena semakin aku mempertahankan rasa cinta terhadap bunga mawar itu, semakin aku menggengam bunga yang ku cinta, akan semakin menyiksa dan terluka tanganku karena mendekapmu..."

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang