59 ▪ Akhir kisah ( TAMAT)

1.2K 140 16
                                    

***

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, nyawa pasien tidak dapat tertolong, waktu kematian hari kamis pukul 19.30 Waktu Indonesia barat."

Risma, Araga serta Galih menegak sempurna, mendengar jelas ucapan Dokter itu. Risma menangis, menutup wajahnya. Araga juga terlihat menahan tangisan karena matanya sangat merah, ia datang memeluk Risma.

Galih membasahi bibir bawahnya, menoleh kesamping, tepatnya kearah ruangan disamping ruangan Genta. Sekumpulan keluarga disana tengah menangis histeris, sejadi-jadinya bahkan sudah tidak terkontrol.

Dokter yang berucap kenyataan pahit barusan adalah Dokter diruangan tersebut, bukan Dokter yang menangani Genta.

Risma masih menangis didalam dekapan Araga, banyak hal kali ini yang membuat Ibu anak tiga itu merasa sangat buruk. Pertama, mengetahui anak perempuan satu-satunya, Rara melakukan tindak kejahatan bersama Rosa, hingga menculik Hanum dan menyiksa gadis itu, Galih sudah menceritakan semua pada Risma dan Araga.

Kedua, sekarang Genta sekarat karena ulah Rara dan Rosa. Risma tahu, alasan kenapa Genta terkena tembakan Rosa adalah karena melindungi Hanum.

Risma paham, Genta sangat mencintai Hanum. Cinta itu juga yang membawa Genta kerumah sakit, Risma sangat takut jika ia harus kehilangan Genta. Ia memang menyetujui hubungan Hanum dan Genta, hanya saja wanita itu juga sangat mencintai Putranya, ia tidak mau Genta pergi selamanya karena mencintai seorang gadis, bahkan melindungi gadis itu mati-matian.

Kemarin adalah waktu operasi Genta. Keadaan laki-laki itu kini kritis hebat, karena denyut nadi dan detak jantung Genta yang tidak normal. Dua peluru itu menusuk punggung dan dada Genta, itualah alasannya kenapa Genta sekarang kritis.

Bahkan hampir mati.

Seorang Dokter memakai baju hijau operasi keluar dari ruangan dimana Genta dibedah. Mereka bertiga menegak, Araga lebih dulu menghampiri Dokter itu.

"Bagaimana? Anak saya bagaimana, Dok?" tanya Araga, suara pria tua itu bergetar.

Dokter membuka masker lebih dulu, ia menghela nafas, memandang mereka. "Jika benar sebuah keajaiban itu memang ada, saya rasa Putra anda kini tengah menerima keajaiban tersebut."

Risma menutup mulut, matanya masih berair. "Maksud anda apa?"

"Syukurlah, Putra anda telah melewati masa kritisnya," jawab Dokter itu, membuat Risma melebarkan mata. "Detak jantung dan denyut nadi Genta sudah kembali normal, sekarang kita hanya perlu menunggunya siuman."

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang