50 ▪ Justru mendapat restu

462 140 19
                                    

***

"Nih pesanan nya," Hana datang kembali bersama Sarah, membawa pesanan mereka bertiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih pesanan nya," Hana datang kembali bersama Sarah, membawa pesanan mereka bertiga. Hanum tersenyum, membantu menata makanan. Mereka bertiga kini sedang makan siang dicafe perusahaan.

Hanum menghela nafas, sebelum menyantap makan siangnya. Saat mengunyah, Hanum hanya fokus menggerakan rahang, sambil kembali melamun.

Sarah yang tengah makan pun mengernyit heran melihat itu. "Mbak, Mbak kenapa?" tanyanya menyadarkan Hanum, Hana ikut menoleh. Hanum bergumam, "Mbak ga apa-apa kok,"

Sarah menatap intens Hanum didepannya. "Mbak pasti lagi marahan ya sama Pak Genta," tebaknya. Hanum terbatuk kecil.

"Apaan sih kamu inih, ngga kok," elak Hanum. Sarah terkekeh kecil. "Bohong pasti, tadi aku lihat jelas, Mbak lagi main kejar-kejaran sama Pak Genta, kaya rahul sama anjeli deh di film kuch kuch hota hai,"

Tawa Hana langsung tersembur saat itu juga, karena ucapan Sarah yang sangat lucu barusan. Sarah ikut tertawa.

"Ihh, kalian berdua kenapa sih? Lagian kamu Sarah, orang Mbak tadi cuman kebelet ke toilet, ta-tapi Pak Genta kekeuh mau ikut,"

"Ha?!" beo Sarah dan Hana bersamaan.

Hanum melotot kaget. Tunggu, barusan ia salah bicara. Hanum meurutuk dirinya, bodoh sangat bodoh. Ya memang jelas, Hanum sedang menghindari Genta, tapi ia justru tidak bisa membuat alasan didepan Sarah dan Hana.

"Num, kamu..."

"Ngga, Han, maksud aku... Aku tadi buru-buru mau buang air, tapi beliau mau bahas dokumen sama aku, makanya dia ngejar aku, hehehe," balas Hanum tertawa paksa diakhir kalimat. Sarah terlihat jelas menahan tawa.

"Udahlah, Mbak. Jujur ajah sama aku sama Mbak Hana, kalau emang Mbak lagi marahan sama Pak Gen," kata Sarah terkekeh geli. Hana ikut bersuara.

"Kamu kenapa Num? Pasti ada rahasia deh,"

Hanum menggeleng kecil, "ngga ada, ngga ada rahasia apapun, okay!"

"Mbak pasti lagi marah sama Pak Genta karena hubungan kalian kan," tebak Sarah, Hanum melotot lagi. "Hubungan? Hanum sama Tuan Devian pacaran ya?"

"Ya Mbak, ham--"

"Sarah!" sergah Hanum cepat. Sarah mengatupkan bibir. "Ihh kenapa Num? Kenapa ga mau ngomong sama aku soal ini," ucap Hana kecewa. Hanum mendecih ke Sarah, yang disinisin malah ketawa.

"Aku cuman deket sama beliau, kamu kan tahu Han. Ga lebih dari itu," terang Hanum menjelaskan. "Oke deh, kalau gitu. Tapi kalau emang kamu sama Tuan Devian pacaran pun, aku pasti dukung," kata Hana bertos ria dengan Sarah. Hanum mendelik untuk keduanya. Ponsel Hanum berdering, segera Hanum mengecek panggilan telepon.

 CEO Kocak ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang