🖤KEHANGATAN

1.4K 190 9
                                    

Hey guys!
Selamat membaca.
Ada baiknya vote dan komen biar aku semangat.
Makasi.

🖤🖤🖤

Saat ini Portal terbaring di atas ranjang kamarnya.
Sansai langsung membawanya pulang ke rumah setelah Portal menolak untuk dibawa ke Rumah Sakit.

Portal termangu menatap dinding, mencoba meresapi setiap detik hidupnya sebagai orang normal.

Meski ini palsu, dan Portal menjalani semuanya dibalik nama Cherry.

Pikiran Portal terus memutar ulang kejadian tadi, dimana ia berpikir semuanya akan selesai dan Sansai akan membencinya.

Tapi siapa sangka, Sansai tidak percaya pada mereka. Tetap Portal yang berada di atas segalanya. Atau setidaknya, Cherry.

Walaupun Portal bukanlah gadis polos seperti dugaan Sansai, tetapi Portal memang benar-benar takut ketika berada di markas Hitam Putih. Mereka dingin seperti Mr. Black serta misterius seperti Devil.

Dan untuk yang pertama dalam hidup Portal, seseorang menyelamatkannya.
Sansai bertindak sebagai penyelamat, bukan lagi sekadar rumah untuk pulang. The Real Guardian Angel.

Bahkan kini Sansai sedang berada di dapur, membuatkan sesuatu untuknya. Portal tak tahu apa itu. Ia hanya berharap energinya cepat pulih agar tidak merepotkan cowok itu lebih lama lagi.

Tak lama sosok Sansai memasuki kamarnya dengan membawa makanan di atas nampan.

"Hey, ganteng." Sapa Portal. Bukan gombal sebab cowok ini sangat tampan menurutnya.

"Room service." Gurau Sansai melempar senyum manis.

Portal membalas senyum dan berusaha keras untuk bangkit duduk.

Sansai meletakkan nampan ke atas nakas. Kemudian duduk di tepi ranjang dan memijit-mijit lengan Portal.
"Gimana keadaan kamu?"


"Udah baikan." Bohong Portal. Tubuhnya masih kaku akibat tembakan sengat listrik dari Arogan. Tapi pijatan lembut dari tangan kuat Sansai membuatnya mulai pulih.

Setelah itu, Sansai meraih semangkuk sup yang dibuatnya. Sansai menyendok lalu meniupnya sebelum menyuapkan pada Portal.

Portal makan dalam diam.
Sesudah menghabiskan makanan, ia berusaha menggapai segelas susu dari nampan di atas nakas.

Sansai langsung membantu menopang tangannya.
Cowok itu bisa melihat jelas gerakan kaku dari Portal.

Portal meneguk susu madu tersebut. Lalu meletakkannya kembali.

"Jangan maksain diri."

"Maaf, aku gak mau terlalu ngerepotin." Ungkap Portal.

"Lah?" Sansai terkekeh. Karena Portal terus memandanginya, Sansai jadi menghela nafas.
"Kamu gak tau aja, berapa lama aku nunggu momen kita berdua."

Ekspresi Portal berubah muram.
"Maafin aku, Sansai. Selama ini aku udah menyakiti kamu."

Sansai mengulas senyuman tipis.
"Kamu kebanyakan minta maaf, Cherry. Lagian aku tuh gak bisa dibohongin. Aku tau, selama sama Kaisar, kamu itu tersiksa dan terpaksa. Ada sesuatu yang terus mendorong kamu ke dia, dan aku cuma duduk diam menunggu semuanya selesai." Ungkap Sansai.

FAKE NERD AND PSYCHOPATH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang