🖤AMARAH

1.8K 264 14
                                    

Hai guys!
Selamat membaca.
Ada baiknya vote dan komen biar aku semangat.
Makasi.

🖤🖤🖤

"Makasih." Kaisar berucap dingin membuat Baby berdecak dan menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Cherry yang menyaksikan hal itu lantas menghela nafas berat. Ia mengayunkan kakinya silih berganti, menghampiri mereka bertiga.

Di hadapan mereka, Cherry berjongkok mengutip kado yang dibuang Kaisar.

Cherry pun meraih sebuah pouffe dan duduk di atasnya, berhadapan dengan mereka bertiga.
"Kaisar, aku ngasih kado ini sebagai permintaan maaf udah bikin kamu marah kemarin, tolong jangan dibuang." Ungkap Cherry lembut, namun mengandung ketegasan.

"Salah lo, kenapa gak lo kasih sendiri?!" Kaisar sewot.

Apakah itu satu-satunya alasan mengapa Kaisar enggan menerimanya?

Cherry menggembungkan pipi lalu melirik Baby sekilas.
"Iya, maaf."

Kaisar mendengus, wajahnya lempeng. Ucapan maaf dari Cherry cukup efektif untuk sedikit meredam amarahnya.

"Ini buat kamu, Kaisar, sebagai permintaan maaf aku." Ujar Cherry sambil menyodorkan kado itu, tak lupa mengukir senyum dibibir tipisnya.

Kaisar menarik nafas kecil dan menerima hadiah itu. Walau ekspresi wajahnya datar, namun hati Kaisar agak senang. Itu adalah kado pertama yang dia dapatkan seumur hidupnya.

Seketika Kaisar merasa terbang di awan-awan kala membuka kado dan mendapati sebuah sweater rajutan tangan yang pastinya akan dipakainya saat tidur nanti.

Namun....

Kebahagiaan Kaisar lenyap begitu melihat Cherry mengeluarkan sebuah kotak kado lain dari tasnya.

Sebuah kotak kado berukuran sama namun yang satu itu dibungkus dengan kertas kado berwarna pink bercorak hati kecil.

"Dan ini buat kamu Sansai." Kata Cherry menyerahkan kado itu kepada Sansai yang hanya diam sejak tadi.

Cowok itu refleks tersenyum lucu menerima kado darinya.
"Hmm...."

Nafas Kaisar memburu, darahnya naik ke kepala kala dia menyadari senyuman yang diberikan Cherry kepada Sansai amat berbeda dengan senyuman yang diberikan kepada dirinya.

Senyum Cherry begitu manis dan tulus. Bukan senyum terpaksa atau takut.

"Makasih." Sansai tak lama bangkit untuk menyimpan kado itu ke kamarnya.

"Iya." Cherry pun ikut beranjak pergi dari hadapan Kaisar dan Baby.

Urusannya sudah selesai.

"Lo cemburu?" Tanya Baby memperhatikan air muka Kaisar.

"Lo gak bisa diem?" Cowok itu balas menatapnya geran.

"Enggak. Kalo lo suka sama Cherry, lo bilang sekarang! Sebelum lo nyesel..." Tutur Baby.

"Bacot!"

~•~•~•~•~•~

"Gantengnya anak papa!" Puji Franco kepada putra sulungnya.

Kaisar yang berdiri tegak mengenakan setelan jas hitam berbahan sutra itu pun hanya membalas dengan senyuman tipis.

Franco akan menjodohkan Kaisar dengan anak rekan bisnisnya.

Kaisar bungkam, enggan memberontak sebab tak mau dikurung lagi di dalam ruangan bantal yang sebenarnya diperuntukkan bagi pasien rumah sakit jiwa kelas akut.

FAKE NERD AND PSYCHOPATH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang