🖤PESTA

1.6K 268 10
                                    

Hai guys!
Selamat membaca.
Ada baiknya vote dan komen biar aku semangat.
Makasi.

🖤🖤🖤

Cherry dan Sansai telah sampai duluan di Pantai Lost World.

Mereka meninggalkan motor Sansai di area parkiran yang amat luas, lalu melangkah ke arah pantai.

Tadinya Cherry membayangkan suasana pantai yang sepi dan mendung, serta deburan ombak air laut biru kehitaman dan juga hamparan langit luas yang akan menerbangkan angannya sejauh mungkin.

Namun dugaan Cherry salah besar. Keadaan di pantai ini sangat ramai dan riuh.

Yang ada adalah gedung-gedung pencakar langit yang megah, ada pula water park, resort-resort mewah, Restoran dan Kafe di mana-mana. Serta sekelompok besar orang yang tengah asyik menari di atas panggung lebar ditemani iringan musik DJ.

"Rame banget!" Bisik Cherry sambil memeluk lengan Sansai kencang-kencang, takut tenggelam di lautan manusia.

Sansai hanya terkekeh melihat reaksi Cherry, dia membawa gadis itu ke sebuah Kafe, lalu memesan minum untuk mereka berdua.

Sansai mengaktifkan smartphone berbentuk arloji di pergelangan tangannya dan menghubungi yang lain.
"Halo, bro, kalian dimana? Hahaha... ini kami udah sampe duluan... kalian masuk aja ke area parkir, trus cari Kafe Lost World, kami lagi nunggu di sini." Jelas Sansai panjang lebar pada lawan bicaranya dari seberang.


Cherry tak lepas memandangi cowok itu meski dirinya sedang meminum fruit punch melalui sedotan. Tampaknya Sansai tengah melakukan telfon grup karena Cherry bisa melihat Zero dan Bubble dari layar hologram yang di aktifkan oleh Sansai.

Cherry tidak pernah ikut nimbrung di grup sosmed mereka walaupun Baby dan Sansai telah menambahkannya. Merasa takkan mampu mengikuti arah pembicaraan mereka dan berakhir tidak nyambung.

Sampai sekarang, Cherry masih kebingungan dengan dirinya sendiri. Pada awalnya ia bahkan tidak bisa mengikuti pelajaran di kelas karena tak dapat mengingat apapun.

Untunglah ada Alam dan Sansai yang selalu memberikan Cherry contekan saat ulangan atau ujian. Namun beberapa minggu terakhir ini Cherry telah belajar keras dan mengejar ketertinggalannya.

Cherry terhenyak kala sebuah jari mengoleskan es krim ke bibirnya.
"Sansai..." Rengek Cherry, lantas menyesap es krim manis itu dari bibirnya.

Sansai tersenyum lebar.
"Mikirin apa sih?"

"Mikirin kamu." Jawab Cherry ringan.

Semburat kemerahan muncul di pipi Sansai, secepat kilat cowok itu mengalihkan fokus pada semangkuk es krim, pura-pura tidak dengar.
"Mana sih mereka, lama amat." Gumam Sansai sambil menyendok es krim ke mulutnya.

"Masih dalam perjalanan mungkin." Sahut Cherry pelan. Lalu kembali termenung.

Sansai manggut-manggut.

"Sansai..?" Panggil Cherry.

Sansai menoleh, meletakkan sendok es krim, kemudian melipat kedua tangan di atas meja, memberikan seluruh perhatiannya kepada Cherry.
"Ada apa, hm?"

"Kemana hidup akan membawaku?" Tanya Cherry gamang, ia benar-benar tidak punya visi untuk masa depannya kelak.

Sansai menghela nafas, mengubah posisi duduknya namun tetap bersikap santai seperti biasa.
"Kemana aja. Mungkin juga ke tempat yang gak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Karna takdir bisa di ubah walau gak bisa ditebak." Paparnya, menatap dalam-dalam sepasang mata indah itu.

FAKE NERD AND PSYCHOPATH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang