🖤BUKAN LUKA TERAKHIR

1.6K 262 10
                                    

Hai guys!
Selamat membaca.
Ada baiknya vote dan komen biar aku semangat.
Makasi.

🖤🖤🖤

Sansai berjalan santai sambil bersiul.
Katana yang berada dalam sarung masih terselempang dengan baik di punggungnya.

Di kemeja putih Sansai tampak bercak darah cokelat kehitaman.

Sudah dua kali cowok itu bertemu dengan monster mengerikan.

Ternyata dongeng yang pernah di ceritakan oleh ayahnya bukanlah mitos belaka.

Sansai sudah menebas dua ekor makhluk mengerikan itu dengan pedangnya. Namun dia masih belum menemukan teman sekelasnya yang selamat.

Kini Sansai berjalan di sebuah area aneh, di mana pepohonan tampak cukup pendek serta gersang dan tak berdaun.
Tanahnya pun kering tandus. Sampai-sampai rembulan dapat bersinar terang tanpa penghalang.

Langkah Sansai terhenti kala dia mendengar derap langkah kaki segerombolan orang.
Cowok itu lantas bersembunyi di balik sebuah pohon sambil mengintip.

Rupanya hanya rombongan geng Illegal.

Dengan santai Sansai melangkah mendekati mereka.
"Halo."


Sam terkesiap, lalu mengeraskan rahangnya.
"Mau apa lo?!"


"Tadinya mau nyari teman-teman sekelas kita yang dibawa sama tangan kanan lo, tapi sampe sekarang belum ketemu." Sahut Sansai bernada ramah.

Sam tersenyum sinis.
"Iya, mereka semua udah mati termasuk Beta!"

"Mati?" Ulang Sansai.

"Iya." Timpal Arthur.

"Sayang banget, padahal gue udah capek-capek loh nyari mereka." Keluh Sansai tanpa ekspresi. Bergerak menarik katananya dari dalam sarung, lalu merogoh sebuah sapu tangan dari kantung celananya dan mengelap mata pedang sedikit demi sedikit secara telaten.

Sam dan anak buahnya auto pasang siaga satu.

"Lo mau apa dari kita?!" Sentak Sam setengah menggeram.

Sansai melirik dengan ekor mata, lantas menghentikan kegiatannya dan kembali mangantongi sapu tangan.
"Gue? Gue mau kelelahan gue terbayar." Jawabnya, membuat mereka memicingkan mata.


"Maksud lo apa?!!" Bentak Sam berang.

"Lo berisik!" Ketus Sansai, bosan.
"Singkatnya, kalo para murid itu mati, kalian juga harus mati."

Leader Illegal beserta anak buahnya tertawa lebar.

"Lo mau ngelawan kita semua?? Satu lawan dua belas??" Ledek Sam.

Tiba-tiba Sansai ikut tertawa. Dan itu malah membuat mereka semua bungkam.
"Coba inget siapa pemenang Olimpiade divisi Laga Pedang tahun dua ribu empat lima." Kedua alisnya terangkat.


Senyum dibibir Sam perlahan sirna. Teringat akan Klimpiade Sunia pada tahun 2045 yang sempat menggemparkan negara, sebab seorang pemuda telah menjadi satu-satunya orang yang berhasil memenangkan sebuah piala untuk Indonesia.
Yaitu kategori Laga Samurai.
"Gak mungkin itu lo..." Suara Sam bergetar, menatap lekat-lekat wajah Sansai.

FAKE NERD AND PSYCHOPATH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang