[13] Dia Mengancam

4.8K 634 26
                                    

Mereka semua memusatkan perhatiannya kearah Manager nya yang tengah menatap ragu untuk menjawab pertanyaan dari para maknae line.

"Noona jawab. Noona mau kemana?" Tanya Jeno mengulang

Lagi lagi Aecha masih diam membisu. Ini semua kesalahan gumamannya yang sudah pasti didengar oleh kedua orang yang berada tepat disisinya itu.

"Noona ayo jawab, aku tak mungkin salah dengar tentang manager pengganti itu." Aecha semakin terdesak karena kalimat Renjun.

Jika ia mengatakan hal itu sekarang apa mungkin mereka akan menerima manager baru? Pasti tidak. Mereka semua sudah terlalu bergantung dengan dirinya. Hanya dengan cara diam diam dirinya akan dilupakan secara perlahan.

"Hey, mengapa suasana disini sedikit aneh?"

Aecha menoleh lalu membuang napas lega, itu Chanyeol. Sepertinya dirinya harus berterima kasih setelah ini. Aecha berdiri kemudian berdiri disamping Chanyeol. Sepertinya dirinya menyesal berdiri karena perbedaan tinggi yang begitu ketara.

"Oh ya Chanyeol oppa bukankah tadi kau memintaku menemanimu membeli beberapa cemilan?" Tanya Aecha sambil memberi upaya agar sahabatnya hanya perlu mengiyakan ucapannya.

"Kau sakit? Tumben memanggilku oppa atau kau kekurangan obat—AKH!"

Mereka semua menernyit heran kecuali Aecha yang memberikan senyuman mautnya sambil menganggukan kepalanya sebagai kode. Sedangkan Chanyeol sendiri meringis karena injakan sepatu Aecha yang bukan main sakitnya.

"Iya iya kita harus cepat membeli cemilan!"

Pada akhirnya gadis itu tersenyum puas lalu baru setelahnya melepas injakan kakinya dari kaki sahabatnya. Kasihan Chanyeol.

Para maknae line hanya bisa pasrah karena tidak mendapatkan jawaban perkata pun dari managernya.

Aecha melangkah terlebih dahulu hendak keluar tapi tangannya ditahan seseorang. Gadis itu berbalik lalu mendapati Taeyong yang menatapnya ragu. "Bisakah besok kita bicara?"

Aecha menganggukan kepalanya. "Akan kutunggu besok oppa."

Setelahnya Aecha langsung dirangkul sahabatnya dengan paksa untuk keluar. Sesampai diluar ruangan dimulailah kembali keributan diantara mereka.

"Wah tumben sekali dirimu mau memanggil orang lain dengan sebutan oppa."

"Bukan urusanmu." Balas Aecha sambil mempercepat langkahnya.

"Tentu saja urusanku bodoh! Kau memanggil oppa ke orang yang pernah kau suka, atau jangan jangan—"

Bugh!

Aecha menyikut perut Chanyeol tanpa beban. Lalu mebalikan tubuhnya menatap tajam sahabatnya. "Tak usah berbicara aneh aneh, aku hanya akan memanggil seseorang dengan oppa jika mereka memintanya."

"Lalu tadi kau memanggilku oppa, padahal aku tak meminta. Jangan jangan kau menyukaiku."

Dengan cepat Chanyeol menghindar karena tadi gadis itu ingin memukul dirinya lagi. Aecha mendengus kesal, apa salah dirinya hingga memiliki sahabat seperti ini!

***************

Keesokan paginya Aecha kembali ke agensi untuk mengecek berkas yang ditugaskan oleh ayahnya. Mau bagaimanapun dirinya juga harus membantu pria paruh baya itu.

Gadis itu mendudukan dirinya dikursi lalu mulai mengutak atik laptopnya sampai suara ketukan menghentikan kegiatannya.

"Masuk."

We Love You Manager [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang