[27] Pergi

4K 513 24
                                    

Sinar matahari mulai menyeruak masuk dari celah jendela ruang rumah sakit yang dihuni oleh seorang pria bersurai coklat.

Haechan merasakan sakit dileher belakangnya. Ia bangun lalu duduk dibangkar. Ingatan ingatan kejadian semalam membuatnya teringat sesuatu.

Flashback.

Pria bermarga Lee itu memberontak terus menerus dari cengkraman kedua pria yang tubuhnya lebih besar darinya.

Sedangkan gadis yang membawanya dengan santai berjalan didepan mengarahkan anak buahnya untuk memasukan Haechan kesebuah ruangan dirumah sederhana yang kosong.

"LEPASKAN AKU!" Teriak Haechan sembari memberontak lagi.

Gadis bernama Nara itu memilih mengabaikan teriakan Haechan lalu berjalan kesudut ruangan. Disana ada sebuah besi ia pun mengambilnya tanpa ragu. Nara pun berbalik kemudian menghampiri Haechan yang masih memberontak.

"Kau tau? Kau sangat berisik." Ucap Nara. Haechan menatapnya dengan tajam.

"Aku akan melaporkanmu ke Polisi!"

Tepat mengatakan kalimat itu suara tawa pecah dari orang dihadapan Haechan, ia merasa kaget mendengar tawa dari gadis itu

"Ukh aku takut.. Hahaha tapi sebelum kau melaporkanku maka orang lain yang akan tertangkap lebih dulu." Balas Nara dengan seringaiannya. Haechan menatap dengan kebingungan.

"Apa maksudmu?"

"Kau menyayangi Noona mu itukan? Hmm bagaimana jika dia yang aku jebak?" Tanya Nara sambil menyentuh dagu Haechan dengan telunjuknya.

Haechan membelakan matanya, baru saja ingin memprotes perkataan gadis itu, Nara dengan cepat sudah berada dibelakangnya lalu-

Bugh!!!

Flashback off.

Haechan memegangi kepalanya yang sedikit sakit. Diruangannya sangat sepi ia harus segera melaporkan perbuatan gadis sial itu agara Noona nya tak terjebak.

Ia turun dari bangkarnya lalu meraih infusnya baru saja ingin melepaskan tapi suara seseorang mengintrupsinya sehingga ia tak jadi melakukan hal itu.

"Mengapa kau sangat nakal sekali?!" Geram orang itu, ternyata orang itu baru saja keluar dari kamar mandi yang berada diruangannya.

"Aecha Noona?"

Haechan menatap tak percaya ke gadis yang kini sudah disebelahnya, bahkan Noona nya itu terlihat baik baik saja. Lihatlah bagaimana Aecha yang dengan cekatan membantu dirinya kembali berbaring dibangkar.

"Kau ini ingin kemana hah? Hingga ingin membuka infus mu." Tanya Aecha sambil menarik selimut dan menutupi tubuh Haechan sedada.

Pria bersurai coklat itu menatap kembali kearah gadis dihadapannya, tapi tak lama tangannya langsung menarik tubuh Aecha lalu dipeluk dengan erat.

"Aku sangat menghawatirkan Noona hiks..." Ucapnya dengan tangisan yang pecah.

Aecha membalas pelukannya ia juga sampai ikut menangis. Sejail ataupun senakalnya Haechan ia tau pria ini akan tetap menyayanginya. Dirinya juga sangat menyayangi Haechan mau bagaimanapun sifatnya.

"Kukira Noona akan terkena jebakan gadis gila itu hiks.." Aecha melonggarkan pelukannya lalu menatap Haechan dengan tatapan sendu. Ia menghapus air mata yang mengalir diwajah tampan Haechan.

Haechan juga melakukan hal yang sama yaitu menghapus air mata Noona nya. Kemudian mereka berdua tersenyum.

"Tenang saja Noona! Jika Noona diberhentikan jadi manager, nanti aku akan protes ke agensi!" Ucapnya dengan penuh keyakinan.

We Love You Manager [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang