[39]

3.2K 437 32
                                    

Aku gatau bakal kelarin ini kapan. Tapi secepatnya aku kelarin kok.

*************

"Sudah sepuluh menit." Ujar Haechan cemas.

Sejak sepuluh menit Aecha keluar mengambil paket milik Jeslyn dirinya selalu waspada karena ia merasa ada yang tidak beres karena Noona nya pergi selama itu.

Haechan hendak berdiri keluar tiba tiba ada pria bertopi seperti kurir berjalan menuju kearah mereka.

"Permisi pak. Ada paket atas nama Jeslyn apa benar dia disini?"

"Saya disini."

Member lain langsung memusatkan perhatian kearah gadis yang sekarang sudah berada disebelah Haechan yang tengah berdiri juga.

Haechan menatap curiga kearah gadis itu. "Kau menjebak Noona ya?" Ceplosnya.

"Kau gila?! Dia sahabatku dia juga yang membebaskanku. Percaya padaku, aku yakin ada yang sengaja menjebakku agar aku disalahkan."

Haechan masih menatap Jeslyn tak percaya, hingga akhirnya Taeyong menyuruh mereka semua untuk tenang terlebih dahulu. Sedangkan Johnny sudah pergi keluar untuk melihat orang yang barang kali melihat managernya itu.

Seperginya Johnny, Haechan masih terus menatap gadis yang juga tengah menatapnya. Pria bermarga Lee itu yakin ada sesuatu yang tidak beres tapi ia tak menemukan celah kebohongan dari wajah gadis itu.

"Bagaimana ini?" Tanya Jeslyn. Semua juga kebingungan kemana sebenarnya manager mereka pergi. Sedangkan paket yang harusnya diterima Aecha baru saja tiba sepuluh menit kepergian Aecha keluar. Johnny datang dengan napas yang terengah engah, ia sedikit mengatur napashnya.

"Bagaimana hyung?" Tanya Haechan.

Pria kelahiran 95 itu menggelengkan kepalanya tanda ia tak dapat menemukan keberadaan managernya. "Tapi..."

"Tapi apa hyung?"

"Ada orang yang melihat seorang gadis yang tengah digendong oleh pria tapi pergi begitu saja." Jelas Johnny.

"Itu pasti Noona!!!" Yakin Haechan. Pria bermarga lee itu langsung menatap tajam kearah gadis yang tak lain adalah sahabat Noona nya.

"Katakan cepat dimana Noona!!!!" Jeslyn mendelik tak suka, lalu dengan berani dia menarik kerah baju yang lebih muda.

"Hei bocah! Jika aku ingin menculiknya mungkin sudah kulakukan setelah aku bebas!"

Haechan yang siap untuk membalas ucapan Jeslyn terhenti atas leraian Yuta yang tak menyukai keributan diantara mereka.

"Kita bicarakan baik baik di dorm, kau ikut kami." Titah Yuta sambil menunjuk gadis itu dengan dagunya.

*********

Para member NCT 127 tidak jadi pergi kembali ke dorm mereka, melainkan pergi ke agensi langsung. Tujuan mereka untuk meminta tolong member lain guna membantu mencari keberadaan managernya yang entah kemana.

Yangyang adalah orang terakhir yang masuk kedalam ruangan yang biasa untuk mereka berkumpul. Mata tajamnya menyiratkan kekesalan kepada gadis yang tengah duduk diantara member lainnya. Ingatlah bahwa Yangyang pernah diculik oleh gadis ituh.

Jeslyn yang sadar ditatap langsung menatap kembali pria itu, "Apa yang kau fikirkan hah?"

Yangyang berdecih. "Bisa saja kau yang merencanakan ini ya kan?"

Jeslyn memutar matanya malas, masabodo dengan mereka yang mengatakan jika ini rencananya. Tapi bisa saja kan? Atau mungkin tidak.

"Seperti yang kalian ketahui, Aecha menghilang." Ucap Taeyong.

"Kami tahu! Dan dia pelakunya!" Ujar Haechan sambil menunjuk satu satunya gadis diantara mereka. Yangyang mengangguk setuju dan ikut ikutan menunjuk kearah gadis itu. "Aku setuju dengan Haechan, dia pelakunya!"

"Kalian berdua diamlah dulu!" Ujar Doyoung kesal.

Akhirnya Kun menyuruh Yangyang untuk tetap duduk dan diam, sedangkan Haechan duduk patuh karena tatapan tajam sang leader.

Mereka pun memulai membicarakan kejadian itu, sesekali Haechan maupun Yangyang menyalahkan Jeslyn setiap kali ada celah. Mau bagaimanapun mereka masih tak percaya denga gadis itu, tapi anehnya kenapa wajahnya tak menyiratkan kebohongan.

Akhir dari pembicaraan mereka berujung dengan mencoba menunggu esok hari agar dapat mencari manager mereka bersama. Taeyong juga berniat untuk melaporkan ini kepada polisi.

***************

Cahaya matahari pagi yang mulai menembus dijendela membuat gadis yang tengah tertidur di kasur King size agak terganggu karena sinar mentari yang menusuk celah matanya.

Dengan gerakan cepat ia tersadar akan sesuatu, ia mencari cari dimana ponselnya berada tapi tetap saja diruangan ini hanya ada kasur dan sebuah kaca besar dihadapannya.

Disana dirinya bisa melihat pantulan dirinya yang masih memakai pakaian semalam ketika dirinya makan malam dengan para membernya.

Aecha, gadis itu berdiri untuk berjalan menuju kaca besar yang berada diruangan ini.

"Darah?" Gumamnya.

Ia membaca setiap kata yang ditulis dengan darah pada kaca bagian atasnya.

Selamat datang di kematianmu. Kau akan senang setelah menyusul kedua orang tua kandungmu.

Aecha menutup mulutnya ketika melihat bagaimana darah itu mulai mengalir, darah ini sepertinya masih baru. Ia menutup matanya dalam dalam dan terduduk di kasur yang ia tiduri.

Kilasan ingatan ingatan dimana kedua orang tuanya yang meninggal membuat dirinya merasa takut. Ia sudah menghilangkan memori buruk itu tapi tetap saja kilasan itu kembali lagi.

"ARGHHH!"

Aecha menggerang ketika merasakan kepalanya mulai sakit kembali karena ingatan itu, kemudian dirinya kembali pingsan karena tak kuat menahan sakit pada kepalanya.

Pintu ruangan Aecha terbuka dan memerlihakan seorang pria yang menatapnya penuh kesenangan. Ia pun merogoh saku celananya kemudian menelpon orang lain disebrang sanah.

"Tahap satu terselesaikan bos."

"......"

"Baik akan saya lakukan."

**********







Haiii!

Komennya yang banyak ya biar aku semangat gituh, kalian kan kayak ada manis manisnya jdi boleh kali tinggalkan jejak😂💚💚

We Love You Manager [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang