[24] 'Kau masih Milikku'

4.6K 559 43
                                    

Aecha berjalan malas kearah pintu apartemennya. Jalan jalan bersama Haechan benar benar menguras tenaga. Bahkan menguras uang pula.

Aecha merebahkan tubuhnya di sofa kemudian sedikit menutup matanya. Semalam dirinya tertidur diruangannya, hm ia merasa ada yang menjanggal. Ia meminum kopi semalam tapi mengapa dirinya mengantuk tiba tiba.

"Berpikir positif. Mungkin aku kelelahan."

Aecha kembali menutup matanya kemudian membukanya kembali ketika mendapatkan notif dari ponselnya.

Ayah
Cepat ke agensi ada yang
ingin ayah bicarakan.

Aecha menernyit bingung, setaunya dirinya telah menyelesaikan tugasnya dengan baik kemarin malam. Dirinya juga seharusnya tak akan ada panggilan ke agensi karena ini hari liburnya.

Tanpa basa basi ia membawa tasnya lagi kemudian berjalan keluar dari apartemennya menuju mobil. Lalu ia pergi ke agensi dengan mobilnya.

******************

Aecha melangkahkan kakinya keruangan ayahnya dengan terburu buru. Saat dirinya masuk ke agensi tadi ia mendapat tatapan tak enak dari beberapa staff.

Lebih memilih mengabaikan dirinyapun masuk kedalam ruangan ayahnya setelah mendapat izin untuk masuk.

"Sebenarnya di depan ada apa Ay—"

"Silahkan duduk Manager Lee." Ucap sang Ayah dengan perkataan formal.

Aecha mencoba berfikir mungkin ini karena ada dua petinggi lainnya, makanya ayahnya bersikap seformal itu.

Aecha duduk dihadapan Ayahnya. Sedangkan kedua orang lainnya duduk disofa lainnya.

"Kau.. saya keluarkan dari Agensi."

Satu kalimat formal yang membuat Aecha menatap ayahnya tak percaya. Apa kesalahan dirinya hingga langsung dikeluarkan begitu saja.

"Apa kesalahan yang saya perbuat?" Tanya Aecha. Ia mencoba bersikap tegas meskipun rasanya begitu sakit ketika ayahnya sendiri yang mengeluarkannya.

"Ini surat keluarmu, apartemen mu telah diambil alih dan kau sudah tak perlu kembali menjadi manager mereka." Jelas Lee Soo Man tanpa menjawab pertanyaan Aecha.

"Tapi—"

"Kau bisa pergi Nona Aecha."

Gadis itu sudah tak bisa menahan air matanya. Ia menghapus air matanya dengan kasar kemudian menatap kecewa ke ayahnya.

"Kalau begitu terimakasih untuk selama ini." Ucapnya susah payah lalu keluar dari ruangan. Tangisnya benar benar pecah.

Lee Soo Man menatap kedua orang yang dari tadi masih diruangan ini.

"Saya telah mengeluarkannya." Ucapnya menyendu.

"Terimakasih tuan. Lagipula ini kesalahannya karena memberikan berkas keuangan yang setelah dihitung ternyata tidak sesuai dengan yang ia berikan." Ucap salah satu pria itu.

"Mungkin saja uang nya juga sudah ia gunakan. Kita mengalami kerugian kalau seperti itu." Sahut pria yang lainnya.

Lee soo Man hanya mengangguk pasrah.

"Kalian bisa pergi." Kedua orang itu langsung pergi. Air mata paruh baya itu sudah tak tertahankan. Ia menangis karena mengatakan hal itu kepada anak tersayangnya sendiri.

"Maafkan Ayah Aecha."

******************

Aecha terus berjalan menelusuri jalanan Seoul, bahkan tujuannya tak menentu karena salju yang terus turun. Ia pun memberhentikan langkah kakinya disebuah taman.

Ia duduk ditaman itu sambil terus menatap kebawah. Tangannya terkepal sangat kuat. Ia merasa tak percaya dengan kejadian yang ditimpanya tadi.

"Apa kesalahanku hiks." lirihnya.

Aecha terus mengguyur wajahnya dengan tangisan bahkan mengabaikan suhu cuaca yang mulai meninggi. Sampai sebuah jaket tebal menyelimuti tubuhnya dari samping.

Gadis bermarga Lee itu menoleh kemudian terkejut melihat orang yang memberikannya jaket tebal itu.

"Taemin oppa?"

Pria itu tersenyum kemudian mengangguk. Aecha sedikit menjauhkan dirinya dari pria yang merupakan mantan kekasihnya? Akh dirinya tak bisa berpikir jernih jika disebelah Taemin!

"Kau menangis, tapi kenapa?"

Aecha membuang wajahnya kearah lain, ia tak bisa menahan detak jantungnya meskipun dirinya masih benci dengan pria ini. Tapi tetap saja rasa itu masih ada didalam hatinya.

"Hei, kau masih membenciku?"

Aecha hanya berdeham tanpa menoleh sama sekali. Ia malas menatap mata indah yang sangat ia sukai itu.

"Kau tau? Aku masih akan tetap menganggapmu kekasihku. Mau kau memutuskan hubungan secara sepihak sekalipun."

Aecha menoleh kearah Taemin tapi kemudian membuang wajahnya lagi karena rasa malunya. Ego nya terlalu besar disini, hatinya sendiri takut untuk berbicara. Ia sangat merindukan pria ini!

"Kau mau mendengarkan masalahku?" Tanya Aecha ragu. Ia hanya membutuhkan teman cerita sekarang.

Taemin tersenyum lalu mengambil tangan Aecha sambil menggenggamnya. "Tentu saja."

Aecha pun menceritakan kejadian dimana dirinya dikeluarkan dari agensi karena perkara yang bahkan tidak ia ketahui. Ia juga menceritakan bagaimana dirinya menyelesaikan berkasnya malam itu sebelum dirinya tertidur dengan nyenyak.

"Kau tertidur setelah meminum kopi?" Tanya Taemin terkejut. Aecha mengangguk.

"Kau tak merasa curiga? Kalau Nara seperti memberikan obat tidur kepadamu gitu?"

Aecha menggeleng dengan cepat. "Nara tak akan melakukan hal itu."

"Tapi dia juga yang membuat kau dan aku—"

"Lebih baik kau pergi jika hanya ingin memfitnah Nara."

Taemin terdiam. Ia hanya bisa membungkam mulutnya sampai akhirnya ia bisa mendengar hembusan napas tak teratur dari gadis disebelahnya.

Tanpa meminta izin Aecha ia langsung memeluk Aecha dari samping dengan kehangatan dari perasaannya. Ia emang kecewa karena Aecha tak mempercayai jika kejadian waktu itu hanya kecelakaan. Tapi ia juga tak bisa membenci orang yang sudah sangat ia cintai.

"Kau memelukku tanpa izin oppa." Ucap Aecha dengan suara yang terpedam karena pelukan Taemin.

"Untuk apa meminta izin? Kau masih milikku."

Seketika Aecha sudah tak bisa menahan rasa yang sedari tadi teredam karena egonya. Ia membalas pelukan Taemin kemudian menangis sejadinya.

"Aku akan jelaskan dengan detail agar kau lebih percaya tentang kejadian yang hanya kecelakaan itu." Aecha hanya bisa menganggukan kepalanya.

*****************


Tripple up kan tuh astaga!

Banyakin komen gapapa kokkkkk!

We Love You Manager [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang