12. Sungai

356 77 25
                                    


Glosarium

[1] skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang terjadi dalam jangka panjang dengan gejala khas waham, halusinasi, dan gangguan fungsi perawatan diri. pekerjaan, serta hubungan sosial

[2] gaduh gelisah adalah peningkatan aktivitas mental dan motorik seseorang yang sulit dikendalikan, serta dapat berujung pada agresi fisik yang bisa membahayakan diri pasien maupun orang lain

[3] waham atau delusi adalah keyakinan yang sangat kuat akan sesuatu yang tidak berdasarkan kenyataan, serta tidak dapat digoyahkan

[4] halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar, merasa, mencium aroma, dan melihat sesuatu yang kenyataannya tidak ada.

[5] malaria serebral adalah penyakit malaria yang menyerang otak, disebabkan oleh kuman Plasmodium falcifarum

--------------------------------

= Banjarmasin, 2036 =

Faisal memeriksa pasien yang telah diamankan dengan ikatan. Pasien lelaki itu demam tinggi dan kondisinya buruk, datang ke IGD kurang lebih setengah jam yang lalu. Instingnya segera mendeteksi ada hal yang lebih serius. Ia telah meminta pemeriksaan lengkap dan tengah menunggu hasilnya. Karena kasus ini bagus, ia memanggil para koas ikut dalam visit.

"Pasien apa ini?" tanyanya pada rombongan koas yang berdiri mengelilingi bed.

"Pasien skizofrenia dengan gaduh gelisah, Dok," jawab Arman yang mendapat pasien tersebut.

"Apa saja yang kamu temukan sampai kamu tegakkan diagnosis skizofrenia[1]?"

Arman dengan gugup menjawab, "Ada gaduh gelisah[2], waham[3], dan halusinasi[4]."

"Sudah, hanya itu saja?" cecar Faisal.

Arman kembali mengangguk dengan ragu. "I-iya, Dok."

Faisal melirik sekilas pada Yunida. Gadis itu berdiri di tengah rekan-rekannya sambil mencatat di buku kecil. Sejujurnya, bukan hanya kondisi pasien yang membuat Faisal resah. Kehadiran Yunida pun sukses mengganggu konsentrasinya.

Hal yang sangat mengganggu Faisal adalah tatapan polos namun penuh arti yang dilemparkan Yunida. Sorot mata itu selalu tajam menembus kalbu, lalu membuat isi dada seperti diterjang badai muson. Setelah itu, jantungnya berdetak lebih cepat, bahkan tak jarang iramanya kacau. Astaga! Gejala gangguan jiwa apa ini?

Si sumber gangguan sendiri terlihat santai, tidak menampakkan tanda-tanda terusik. Gara-gara itu, Faisal ingin sekali menyiksanya, kalau perlu sampai menangis. Sayang, Yunida cerdas dan selalu bisa menjawab pertanyaan dengan lancar. Faisal tidak habis pikir. Padahal gadis itu baru saja kehilangan ibu. Bagaimana bisa mentalnya sekuat itu? Faisal menjadi kesal dan uring-uringan sendiri.

"Yun, apa yang kamu temukan di pasien ini?" tanya Faisal.

Seketika para Koas lain tersenyum-senyum penuh arti. Faisal tidak peduli karena kekuasaan berada dalam tangannya. Coba saja kalau mereka berani berkomentar aneh, ia berjanji akan membuat ujian mereka seperti neraka.

Yunida masih sibuk mencatat di bukunya, seperti tidak mendengar pertanyaan Faisal. Padahal mereka hanya dipisahkan bed pasien, sehingga tidak mungkin suara Faisal tidak sampai ke gendang telinga gadis itu.

"Yun!" panggil Faisal lebih keras. Ia ingin melihat gadis itu menatap dan membantah seperti biasa, 'Nida, Dok!'. Yunida tidak pernah mundur untuk meminta dipanggil Nida. Menggelikan!

Tak ada reaksi dari Yunida. Faisal menjadi kesal. "YUNIDA AKMAL!"

Kali ini Yunida mendongak, lalu menjawab dengan ekspresi tak bersalah, "Ya, Dok?"

Magamon InsafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang