I'M BACK!
Siapa yang kangen sama aku?!
Atau kangen sama Bara? Atau sama Aya? Atau kangen Ijat?!Sini sini! Aku bawa update lagi nih!
Seneng gak?Semoga ya,
Jangan lupa pencet bintang, Sayang.
Ramein kolom komentar juga ya...
Baca cerita pelan pelan, jangan langsung discrollSelamat membaca! 💕
🍻🍻
“Goblok,” maki Aya sekali lagi.
Bara masih dengan ekspresinya seperti tadi. Jadi apa? Dirinya salah paham?
“Lo gak baca undangannya?”
“Udah!” sentak Bara. “Inisial G & A! Makanya gue nanya lo!”
Bara berteriak frustrasi. Ia takut terlambat memiliki Aya. Ia takut menjadi pecundang yang tidak berani meluruskan semua permasalahannya dengan Aya. Ia takut kehilangan gadis itu. Sangat takut.
“Maaf kalo gue egois. Mungkin lo nganggep gue pecundang karena kesalahan gue waktu itu. Gue gak ada berusaha untuk ngomong masalah ini sama lo. Harusnya gue gak bodoh dengan nurutin apa yang lo mau. Karena gue takut kehilangan lo. Gue sayang sama lo,” jelas Bara emosional. Dadanya bergerak naik turun tak beraturan.
Aya terpaku mendengarnya. Netra mereka saling menatap. Saling melihat seolah menerawang batin orang dihadapannya. Tatapan senduh itu membuat Aya bisa melihat kesungguhan dari ucapan Bara.
“Ya, jawab please,” lirih Bara. Tangan pemuda itu bergerak memegang lengan Aya. Menggenggam dengan erat menyalurkan rasa takut yang dimiliki.
“Bukan sama gue,” ucap Aya pelan. Ditelannya saliva yang tersangkut di tenggorokan.
“Bukan gue,” ulangnya.
Perlahan lengkungan senyum terbit di bibir Bara. Matanya yang memancarkan raut senduh kini berbinar besar mendengarnya.
“Bukan lo? Serius bukan lo kan?” tanya Bara memastikan.
Aya menggeleng sembari tersenyum tipis. Pemuda itu menghela nafas lega. Mengulum bibirnya yang berkedut menahan senyum. Merasa lega akan kebenaran yang ia dengar.
Bara tersenyum lebar ke arah gadis yang ia cintai. Menampilkan wajah cerahnya kali ini. “Oke, kalo bukan lo terus siapa? A itu siapa?” tanya Bara.
Aya mengerutkan dahinya. “A? A siapa? Orang Gebams tunangan sama pacarnya kok. Yang waktu itu di rumah sakit, pas kita jenguk Gebams,” jelas Aya.
“Nama ceweknya siapa sih? Gue lupa.”
“Berlin.”
“Terus kenapa ditulis Inisial A? Gue gemeter Ya, serius. Gue kira itu lo!”
Aya tertawa renyah. “A darimana, Goblok. Salah liat kali lo. Tulisan di undangannya kan G & B. Gimana sih.”
Bara yang masih tidak percaya langsung menyangkalnya. “Enggak, tadi gue dapet. Bams kasih undangan itu ke gue sama anak-anak. Inisialnya G & A, serius!”
Aya berdecak kemudian menghela nafas. “Lo liat aja undangan punya gue di dalem.”
Kepalanya bergerak ke dalam kelas. Berusaha meyakinkan Bara. “Lagian, Bar. Gue udah bilang hubungan gue sama Gebams itu mantan. Gue seneng akhirnya dia ngelepas gue dan nerima Berlin.”
“Lo yakin? Gue masih bisa liat Bams suka sama lo,” tandas Bara.
“Kaya pepatah bilang, Witing tresna jalaran saka kulina. Gue yakin Gebams bakal terbiasa sama Berlin. Lagipula mereka udah lama bareng. Meskipun Ge bilang gak pernah suka sama Berlin, pasti ada rasa yang membekas di hati dia. Berlin cewek yang pas buat Gebams. Dia lembut, beda sama gue,” jelas Aya menerawang hubungan antara mantan pacarnya dengan Berlin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes [END]
Teen FictionAya Lusya Wardina cantik orangnya, siapa aja bakal ngincer dia jadi pacarnya. Sayangnya dia galak, jutek, songong, sombong dan masih banyak lagi sifat angkuhnya. Dibalik itu kalo udah temenan sama dia pasti paham sifat asli dia; baik banget. Aya lu...