Biasakan vote terlebih dahulu
Selamat membaca!-oOo-
»Playlist : Lauv – Changes«
Aya sampai di rumahnya tepat pukul empat sore. Bukan apa-apa, ketika sampai di rumah Bara, adik Bara tak lain Sella langsung menariknya agar ikut main masak-masakan. Aya bisa apa?
“Motor siapa tuh?” Virgo berkecak pinggang berdiri di depan pintu memperhatikan adiknya. Penampilan lelaki itu sangat simpel, memakai kaos hitam polos dan celana jeans longgar selutut.
“Masa iya balap liar pulang sekolah,” sambung Virgo, “eh tadi lo berangkat gak bawa motor dong?”
Aya mengambur ke pelukan Virgo membuat lelaki itu semakin bingung dengan tingkah adiknya. “Kenapa cerewet banget sih lo, gue jadi kangen mama,” bisik Aya.
Virgo mengulas senyum kemudian mengelus rambut Aya dengan penuh kasih sayang. Ia juga merindukan sosok ibunya yang telah lama pergi.
“Masuk dulu yuk,” ajak Virgo. Aya mengangguk sambil melepas pelukan mereka.
Waktu terus berjalan hingga kini matahari telah bergantian dengan bulan. Aya turun ke bawah untuk makan malam, dari sore ia belum makan. Sebenarnya di rumah Bara ia ditawari namun ya tau lah, aja mau ngaku lapar jadi nolak deh kalau diajak makan.
“Bagusan gue yang masak Bang. Jadi ada sensasinya,” celetuk Aya ketika memasuki dapur.
“Ancur makanannya iya,” sahut Virgo.
“Itu bawa ke meja makan sana. Ambil piring juga,” titah Virgo menunjuk menu makanan yang sudah ia buat. Hanya semangkuk nasi goreng pedas sedikit asin kesukaan Aya dan telur goreng.
Virgo bukan memasak seadanya, hanya saja mereka di rumah hanya tinggal berdua. Ia akan memasak banyak jika teman-temannya berkunjung atau menginap.
Lelaki tampan itu melangkah menghampiri Aya yang duduk di kursi dengan tenang. Ia menaruh dua gelas yang ia bawa beserta botol minuman dingin.
“Masakan lo selalu enak Bang. Buka resto aja,” celetuk Aya di tengah acara makan mereka.
“Ngawur, sekolah aja masih ribet udah gaya-gaya an buka resto,” timpal Virgo.
“Ditambah sama omlet spesial buatan gue pasti lebih enak.”
“Apanya?” bingung Virgo.
“Menunya lah.”
“Yang ada, kagak ada yang mau makan disana,” kekeh Virgo.
“Penghinaan. Gue buat penuh perjuangan njir,” semprot Aya tidak terima.
“Iya,” jawab Virgo pengertian. “Lain kali garamnya secukupnya aja,” lanjutnya.
“Itu ambigu Abang Ganteng. Secukupnya itu seberapa? Kalo kata gue empat sendok itu cukup,” balas Aya sambil menunjuk Virgo menggunakan sendok yang ia pegang di tangan kiri.
“Salah siapa di google hampir semua bikin serep makanan pake kata secukupnya. Ambigu banget lah, algoritmanya aja gak jelas,” sambung gadis itu.
Memang benar, Virgo tidak bisa menyangkalnya. Apalagi Aya adalah tipe orang yang ingin semuanya itu sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Sesuai dengan rumus, sesuai dengan ekspektasi.
“Perjuangkan suaramu agar di dengar dunia,” sahut Virgo kemudian kembali melahap masakannya.
🍻🍻
Aya merenung di balkon kamarnya yang hanya berukuran beberapa meter. Di kursi rotan ditemani gitar dan sebuah kopi latte adalah hal sempurna bagi gadis itu. Memang ada dua balkon di kamarnya. Balkon yang seperti di kartun Sofia dan balkon pada umumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes [END]
Novela JuvenilAya Lusya Wardina cantik orangnya, siapa aja bakal ngincer dia jadi pacarnya. Sayangnya dia galak, jutek, songong, sombong dan masih banyak lagi sifat angkuhnya. Dibalik itu kalo udah temenan sama dia pasti paham sifat asli dia; baik banget. Aya lu...