[29] Arti batas

239 26 11
                                    

Haiii lama gak ketemu nih
Aku bawa 3k word semoga mengobati kerinduan kalian ya

Play list : Crystal Snow – BTS

Selamat menikmati!

Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa komentar dan vote, terimakasih...

🍻

Free class; surga dunia bagi murid-murid. SMK Barsel termasuk sekolah produktif dan sangat mengutamakan jam pelajaran siswa siswi mereka. Kali ini tampak berbeda dengan membiarkan beberapa kelas kosong pelajaran.

Yang bikin melongo, tim kesiswaan berjumlah sembilan guru garang SMK Barsel juga tampak membiarkan murid mereka bermain di luar kelas. Bahkan salah satu guru ikut bermain takraw di lapangan tanah yang teduh bersama murid-murid TBSM. Mereka tampak bercanda dan tidak kaku layaknya teman sepermainan.

Sama halnya dengan Aya. Gadis itu memilih bersantai di samping toilet yang berada di sebelah tangga. Tepatnya di lantai tiga gedung selatan. Sebut saja teritorial bocah TKJ. Pojok, sejuk, dan nyaman. Aya tidak terganggu dengan keberadaan toilet, karena anak TKJ itu bisa dibilang resikan* jadi tidak tercium bau pesing dari toilet.

suka kebersihan*

Duduk di salah satu kursi sambil menghadap lapangan di mana terlihat beberapa golongan dari beberapa jurusan berbaur bermain bersama. Dari seragamnya Aya bisa menebak jika disana adalah anak TKRO yang berseragam bengkel dominan merah dan TBSM yang berseragam bengkel dominan biru.

Dengan bersedakep, Aya duduk nyaman sambil mendengarkan musik lewat headphone. Banyak yang melintas di pikiran Aya. Ah, gadis itu rindu dengan kakaknya.

“Oi!”

Aya yang peka, sontak menoleh. Seorang cewek memakai seragam bengkel jurusan TKJ menghampirinya. Duduk di pinggiran tembok pembatas seraya terus memperhatikan Aya.

“Kaya orang nolep aja lo,” kekeh Diva.

Aya ikut terkekeh namun tidak menjawab.

“Lo kok bisa nyasar kesini? Kelas lo pojok sono perasaan,” ujar Diva.

“Disini adem, di kelas sumpek gua. Gosip mulu nggak cowok nggak cewek sama aja,” balas Aya masih tetap pada posisinya.

“Gak ada pelajaran?” tanya gadis bule itu memandang Diva.

“Lagi ditinggal sama Bu Mertia, cuma disuruh bikin beberapa program. Anak-anak yang lain masih stay di kantin dari jam istirahat pertama,” kekeh Diva.

Aya mengingat suatu keinginan Diva. “Serius mau jadi developer?” tanyanya menggoda sohib-nya itu.

Diva terkekeh. “Niat dulu gue mah, insyaallah kesampaian,” balasnya.

Diva dan Meisya itu memiliki keinginan yang sama. Walaupun goals mereka berbeda namun untuk yang satu itu, mereka sama-sama berharap bisa menjadi seorang developer.

Berbeda dengan Aya yang lebih suka animasi serta gambar grafik bergerak yang menurutnya keren. Aya ingin suatu saat nanti ia bisa membuat sebuah film animasi singkat namun berkualitas secara desain, alur, dan berbobot untuk dikritik oleh animator terkenal.

“Mikir masalah kerja, secara gak langsung setelah lulus kita dituntut harus bisa kerja,” ujar Diva.

“Rugi kalau sekolah di SMK tapi lulus gak punya skill, yang ada malu,” lanjutnya.

“Hm, bahkan udah dari sekarang gue susun rencana buat setelah lulus padahal masih ada waktu dua tahun. Kita bahkan belum prakerin,” tambah Aya disertai kekehan.

Mistakes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang