[05] Teman Khayalan

487 40 2
                                    

Jangan lupa vote n comment..

-oOo-

“Eiyo... What's up everybody,” sapa Virgo sambil menenteng jaketnya berjalan ke arah ruang keluarga.

“Berisik,” sarkas Aya.

Virgo melihat kartu remi di meja. “Temen lo kesini?” tanya Virgo.

“Hooh,” singkat Aya.

“Itu ya, siapa namanya? Yang pernah chat gue itu,” tanya Virgo.

“Bayu,” jawabnya melas. Aya mengambil ponselnya di atas meja.

“Hooh!” seru Virgo, “dia suka sama lo katanya.”

“Hemm,” gumam Aya melihat ponselnya malas.

“Dia beneran suka sama lo beb.” Virgo duduk di sebelah Aya sambil menaruh lengan atasnya disandaran kursi.

“Iya tau, tapi guenya enggak Abang,” balas Aya malas.

“Lo masih ngarep sama dia?” Virgo menyentil sedikit masa lalu Aya.

“Hah eng—gak,” jawab Aya memanjangkan kata.

Virgo tersenyum. “You're the bad liar.”

Aya mengalihkan tatapannya ke tv. Ia malas membahas ini.

Virgo bangkit dan mengelus pucuk kepala Aya sejenak. “Berdamai dengan masa lalu,” tuturnya.

Aya memandang Virgo yang kini berjalan menaiki tangga. Benci tapi masih ngarep. Aya Aya Batin Aya.

🍻🍻

“Dek, tumben disini?” tanya lelaki yang baru turun dari tangga itu. Virgo duduk di sofa ruang keluarga. Melihat adiknya duduk santai setelah adzan berkumandang sangat aneh.

Karena biasanya setelah adzan magrib, Aya pergi ke kamar untuk bermain game.

“Males di kamar,” jawab Aya kini membaringkan kepalanya dipaha Virgo.

“Eh gue kaget tadi pas liat si Hans tiba-tiba ada di kamar gue,” ujar Virgo.

“Dia tidur di ranjang lo?” tanya Aya.

“Nggak, dia tidur di balkon.” Virgo mengelus surai indah adiknya itu. “Kaget gue. Jarang banget dia ke kamar gue, apalagi biasanya dia langsung ngilang kalo liat gue,” lanjutnya.

“Setelah dia bangun dia ngomong apa?” tanya Aya mendongak menatap Virgo.

“Minta izin besok ikut ke sekolah.” Virgo memandang Aya.

“Sudah kuduga,” jawab Aya cepat. Kemudian kembali fokus melihat tv.

“Gue izinin tapi cuma di area lapangan doang,” ujar Virgo, “sama ke kelas gue, kalo nggak ya ke kelas lo.”

“Mereka masih asing sama daerah sana,” Aya berucap, “eh apalagi ada itu ... Kakek itu. Mereka takut nggak?”

“Eve sih enggak. Tapi kalo Hans....” Virgo menjeda ucapannya. “Lari ke elo mungkin,” lanjutnya sambil terkekeh.

“Namanya juga anak kecil,” sahut Aya.

“Anak kecilmu. Udah 500 tahun lebih gitu,” gurau Virgo.

“Iya usianya. Tapi secara fisik dan waktu meninggal usia mereka masih tujuh tahun dodol!” ujar Aya memukul perut Virgo.

“Hehehe, kalo meninggal pas muda, pasti awet muda iya nggak?” Virgo tersenyum konyol.

Mistakes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang