[22] Alasan

323 32 2
                                    

Uwu, siapa yang kangen?
Gak ada ya? Gapapa deh ^_^
Vote terlebih dahulu kemudian baca
Jangan lupa kasih komentar ya
Terimakasih
Selamat membaca

-oOo-

Seperti yang diminta Aya, hari ini Bara menjemput gadis songong itu. Cowok dengan jaket bomber hitam itu duduk di motornya yang sudah terparkir di rumah Aya. Mengetukkan jarinya di tangki bensin motor ninja miliknya karena gabut.

“Misi?” Dirinya menoleh mendengar sapaan tersebut. Virgo berdiri tak jauh darinya sambil menggendong tasnya di punggung kanan. Baju katelpak khusus jurusan TKJ melekat di tubuhnya.

“Lo ...?”

“Bara,” potong Bara tersenyum kikuk pada kakak Aya.

Virgo menganggukkan kepala. Tatapannya menelisik penampilan Bara meskipun tidak sinis.

“Pacar Aya?” Bara membulatkan matanya mendengar penuturan tersebut. Dengan cepat ia menggeleng sambil menggerakkan tangannya, memperkuat sangkalan.

“Bukan Bang! Bukan,” jawab Bara.

Virgo kembali mengangguki ucapan Bara. Ia menjilat bibirnya sebentar kemudian berkata, “Gue merasa kaya pernah ketemu sama lo.”

“Gue—”

“Oh!” seru Virgo memotong ucapan Bara. “Lo Bara! Bara yang waktu MPLS itu kan?!” sambungnya sambil menunjuk cowok berjaket itu.

Bara mengangguk. “Iya, Bang.”

“Iya iya iya iya. Lo sekelas sama adek gue, kan? Tumben bener dia minta jemput cowok. Padahal gengsinya gede banget tuh bocah,” tutur Virgo sedikit mencibir adiknya itu.

Bara tertawa mendengarnya. Bukan rahasia lagi. “Ayanya masih lama, Bang?” tanyanya.

Virgo menoleh ke belakang. Melihat pintu rumah yang masih terbuka. “Pake sepatu kali,” sahut Virgo mengendikkan bahu.

“Oh yaudah gue duluan. Ada rapat sama anak OSIS,” pamit Virgo menepuk bahu Bara.

Bara mengangguk memperhatikan Virgo yang mengeluarkan motor CBR250 dari garasi. Helm senada dengan motor merah putih itu dipakai kemudian Virgo melajukan motornya sesaat setelah menekan klakson motor tanda menyapa Bara.

Aya keluar bersamaan ketika motor Virgo keluar dari gerbang rumah. Wajah fresh dengan rambut yang diikat menjadi satu seperti ekor kuda. Aya tampak lebih liar, terlebih polesan lip balm yang tampak merah di bibirnya. Baju batik khas SMK dipakai gadis itu dipadu dengan rok hitam panjang di atas mata kaki. Sama seperti yang Bara pakai. Hari ini memang jadwal memakai batik.

“Cepet!” sentak Aya sambil memukul bahu Bara.

Bara kembali ke bumi setelah berangan-angan setinggi langit. Membayangkan gadis itu berperilaku manis, lembut dan santun benar-benar hanya bisa dilakukan saat tidur. Ia mendengus sejenak menoleh ke arah pintu. Ternyata sudah tertutup. Segera ia memakai helmnya dan meletakkan tangannya di stang motor.

“Babu! Go!” seru Aya ketika sudah naik ke ninja hitam Bara. Lagaknya seperti Raju dalam serial kartun Si botak kembar.

Dengan segera Bara melajukan motornya. Sekali gas dan motor itu melaju membuat Aya terjingit dan menabrak punggung Bara, melingkarkan tangannya ke perut cowok itu. “Anjing! Gini cara lo memperlakukan Majikan hah?!” pekiknya di samping telinga Bara. Tepat setelah mengangkat kaca helmnya bertujuan agar Babunya itu mendengar jelas seruannya.

Bara hanya diam, mengulas senyum tipis di balik helm full face-nya. Ia menambah kecepatan dan semakin melajukan motornya membelah jalanan yang tampak ramai. Kepalanya menunduk sejenak, melihat kaitan tangan Aya yang setia melingkar di perutnya. Bara tak bisa menahan senyumnya, ah organ penting dalam tubuhnya tiba-tiba berdetak dengan cepat. Merasakan getaran di dalam relung hatinya, sebuah rasa muncul dari sana. Bara tidak bisa menyangkalnya.

Mistakes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang