HAI!
UHUY KETEMU LAGI COY!
PADA KANGEN KAGAK?MAAF BARU BISA UPDATE!
INI PART PANJANG SEPERTI BIASA, SEMOGA BIAA MENGOBATI RASA KANGEN KALIANSELAMAT MEMBACA!
JNG LUPA VOTE & KOMEN-oOo-
Setelah kejadian tadi, semuanya tampak kaku. Aya, Pras bahkan Bayu, berbeda dengan Bara yang tampak sudah terbuka seperti dulu. Lelaki itu merespon semua guyonan yang Ijat atau Wildan buat. Berbanding terbalik sekali dengan Bayu.
Aya masih duduk di kursinya walaupun semua murid sudah bangkit dan berjalan keluar kelas sembari menggendong tas mereka. Sembari memainkan kunci motor, Aya melamun memikirkan beberapa hal.
Hingga kelas menjadi sepi, Aya baru bangkit dan berjalan keluar kelas. Baru saja berbelok keluar, spontan langkahnya terhenti ketika melihat sosok jangkung bersandar di tembok sambil memainkan kunci motor berganci cantik itu.
Aya memundurkan badannya satu langkah ketika Bara menegakkan tubuh. Netra lelaki itu memandangnya datar tak ada perasaan. Aya bukannya kepedaan atau apapun, namun ia cukup pintar memahami apa yang Bara katakan siang tadi.
“Gue udah suka sama lo, dan lo pikir gue percaya gitu aja?! Gue pernah bilang kalau gimanapun gue menjauh, hati gue stuck buat lo,” geram Bara.
Ayolah jika kalian menjadi Aya pasti juga bingung dengan pandangan yang tak ada maknanya itu di mata Bara. Bukannya berharap yang tidak-tidak, hanya saja pandangan dan ucapan Bara seperti tidak sejalan.
Berusaha berani dan tak gentar, kini Aya bertanya, “Kenapa?”
Bara hanya diam sambil bersedekap. Masih memandang Aya lekat hingga membuat Aya kikuk dan malu sendiri.
“Lo kenapa sih Bar? Aneh tau nggak,” sentak Aya memandang Bara tajam.
Lagi-lagi Bara diam membuat Aya ingin sekali menonjoknya. Tahan Ya, tahan, orang sabar rezekinya lancar, batinnya.
Bara maju beberapa langkah membuat kedua jarak mereka kian terkikis. Aya sedikit menarik punggungnya ke belakang, berjaga-jaga dengan apa yang akan Bara lakukan.
“Ntar malam keluar, beli alat bahan,” ujar Bara, “gua gak mau nunda lagi.”
Kini ganti Aya yang terdiam. Jujur ia merasa canggung, canggung sekali bahkan.
“Setelah magrib gua jemput, awas aja kalo mundur lagi,” ancam Bara.
“Emang kenapa kalo nanti gue undur lagi?” tanya Aya berani.
“Lo,” tekan Bara, “bakal gue seret.”
Bara melenggang pergi membalikkan badan. Kian menjauh dengan langkah panjangnya. Tak menghiraukan respon atau reaksi Aya setelah mendengar apa yang dia ucapkan.
🍻🍻
Aya sampai di rumahnya pukul setengah enam. Ia mengunjungi panti sesuai apa yang Cici minta. Ya, Aya memang akan lupa waktu jika sudah berada di panti. Di sana ia bermain dan bersenang-senang bersama anak-anak tanpa harus memikirkan beban hidup. Selalu merasa nyaman, dan disayangi.
Seusai mandi dengan air hangat, Aya berjalan menuju dapur. Perutnya lapar padahal ketika di panti ia makan banyak, ah bahkan sangat banyak. Aya membuka kulkas meneliti isi kulkas yang rapi khas tatanan Virgo. Jika Aya yang menata mungkin bisa-bisa amburadul bahkan menumpuk dan dibiarkan berdesakan antar makanan. Yang penting masuk, ya begitu lah Aya.
Tangannya mengambil kaleng ikan. Ia tergiur dengan makanan kaleng tersebut. Dengan modal yakin Aya memanaskan ikan tersebut dalam teflon, setelah dirasa sudah segera ia meniriskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes [END]
Teen FictionAya Lusya Wardina cantik orangnya, siapa aja bakal ngincer dia jadi pacarnya. Sayangnya dia galak, jutek, songong, sombong dan masih banyak lagi sifat angkuhnya. Dibalik itu kalo udah temenan sama dia pasti paham sifat asli dia; baik banget. Aya lu...