Raka bersama Vero pergi ke kelas 10 TKJ 1 untuk menyampaikan tugas yang diberikan guru kimia.
“Assalamualaikum,” salam Raka masuk ke kelas.
“Waalaikumsalam,” sahut mereka.
“Ada apaan, Rak?” tanya Aya.
“Tugas dari Bu Tutik.” Raka menyerahkan selembar kertas kepada Aya.
Aya melihat isi kertas itu. Terdapat duapuluh soal yang siap menjadi makan siang teman-temannya. “Ini dikerjain di lembaran?” tanyanya.
“Haah. Jam ke-sembilan harus ada di mejanya katanya,” sahut Vero.
“Oke oke,” balas Aya mengangguk anggukan kepala.
“Nanti gabung ke Cafe Drima nggak?” ajak Vero.
“Jam?”
“Tujuh malem. Gimana?” ujar Raka.
“Boleh deh. O iya bilang ke Diva nanti gue tebengin,” kata Aya.
“Sip dah,” sahut Raka mengacungkan jempolnya.
Keduanya keluar dari kelas Aya.
Suara Aya kini membuatnya menjadi pusat perhatian. “WOY DENGERIN SINI BENTAR!” serunya kencang.
“Buset. Suara lo, Ya!” gerutu Bale memegangi telinganya.
“Ada tugas dari Bu Tut. Dikerjain di lembaran. DI KUMPULKAN!” serunya tak terlalu keras dan menekan katanya yang terakhir.
“Soalnya berapa Ya?”
“duapuluh,” singkat Aya.
“Udah gue share ke grup,” katanya sambil melangkah ke tempat duduknya.
Dimejanya sudah ada buku dan satu pulpen. Aya hanya memandangnya saja tanpa mau menyentuh salah satu darinya.
“Males ah,” gerutu Aya sambil memajukan bibirnya.
Dirinya kini menguap sambil menaruh kepalanya di meja. Rencananya sekarang ialah tidur.
Mulai memejamkan matanya sampai tiba-tiba ia merubah pikirannya. Lebih baik ia kerjakan terlebih dahulu setelah itu tidur.
Menyedet salah satu buku milik Danel yang masih tebal dan mulai menulis jawaban dari soal-soal tadi.
Limabelas menit selesai. Aya menutup pulpen yang didalamnya terdapat tulisan ‘Nyolong? Gue santet lo!’. Tujuannya agar tak ada yang meminjamnya. Karena pasti ada saja pencuri gelap di kelas. Tidak punya sopan santun sama sekali. Kalian suka nyuri pulpen juga?
Kini mulai merebahkan kepalanya di meja dengan tangan sebagai bantal sambil mendengarkan musik melalui earphone. Matanya mulai terpejam akibat angin dari kipas yang menerpa wajahnya.
Danel, Bayu, Bara dan yang lain? Oh sangat mudah ditebak suara yang berasal dari ponsel mereka masing-masing.
An enemy legendary.
“Bangsaaaaaaat!”
“Mati gue.”
“Nyerah nyerah males gue.”
“Dasar jiwa jiwa lemah!”
🍻🍻
“WOY TUGAS KIMIA GUE TUNGGU 10 MENIT DIKUMPULKAN! NGGAK ADA TOLERANSI!” pekik Adam selaku ketua kelas.
Bara dkk kini mulai pontang panting mencari contekan. Pras melihat kearah Aya. Tidur. Mungkin ruhnya sudah sampai di Berlin sana.
Pras melihat meja Aya. Menemukan kertas yang ia cari, segera ia mencontek pekerjaan milik Aya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes [END]
Fiksyen RemajaAya Lusya Wardina cantik orangnya, siapa aja bakal ngincer dia jadi pacarnya. Sayangnya dia galak, jutek, songong, sombong dan masih banyak lagi sifat angkuhnya. Dibalik itu kalo udah temenan sama dia pasti paham sifat asli dia; baik banget. Aya lu...