[02] Cowok-cowok

808 58 2
                                    

Sekolah dalam keadaan ramai. Beberapa kakak kelas berjalan kesana kemari sambil memakai pakaian bebas, memakai jarit serta kemben, ada juga yang memakai seragam pramuka lengkap dengan slayer yang tepasang di samping lengan dan bagian luar paha mereka. Tak lupa topi berlogo dengan tulisan PASDEBIRTAM. Wajah mereka juga dicoreti pewarna biru dan hitam di pipi mereka. Jika dilihat sepertinya agenda hari ini akan ada demo ekstra.

Aya berpikir jika nanti ada demo, pasti Virgo akan ikut serta. Dia mengikuti ekstra basket. Virgo juga ikut Osis, band. Kayak artis aja tampil berkali-kali.

Tubuh Aya oleng sebab ada yang menabraknya dari sebelah kanan. “Eh sorry sorry,” ucap lelaki yang baru saja menabraknya.

“Eh iya gapapa,” sahut Aya sambil tersenyum kikuk.

Lelaki itu kembali berjalan dengan tergesa gesa dan sedikit berlari juga. Memakai celana trining selutut, hoodie Martin Garrix, bersepatu Puma. Sepertinya cowok itu juga akan ikut serta dalam demo.

Tuk! Sebuah ketukan di kepala Aya membuat dirinya mengelus kepalanya dan berbalik untuk melihat siapa yang berani kepadanya.

Cowok mageran?! Batin Aya sambil terus mengelus kepalanya. Tak terlalu sakit memang, tapi cenut-cenut karena Bara menggunakan ujung topi melengkung itu yang ia gunakan untuk memukul Aya.

“Gaje banget lo. Kayak nggak ada sambutan lain aja,” ujar Aya dengan sedikit sinis.

Bara diam, memakai topinya kembali dan berjalan ke arah kelas yang kemarin mereka tempati. Aya ikut di belakang sembari terus mengumpat kepada sosok koala yang ada di depannya ini.

🍻🍻

Panas. Gerah. Itu yang kini tengah dirasakan oleh seluruh murid kelas 10. Duduk lesehan di lapangan sambil melihat penampilan dari masing-masing ekstrakurikuler yang ada di SMK Barsel.

Duduk per kelas, Aya sebal dengan itu. Dirinya tidak bisa dekat dengan Diva. Diam dan mengumpat hanya itu yang bisa dilakukan Aya. Devi dan Aril ada di belakang karena sebelum duduk mereka baris sesuai dengan tinggi badan. Jelas Aya di depan, dirinya tinggi bak model terkenal seperti Gigi Hadid. Tingginya 172 cm. Bisa dibayangkan?

Virgo beserta temannya berkumpul di tengah lapangan basket setelah panggilan dari MC bahwa team basket akan bermain dan unjuk kebolehan skill mereka.

Aya melihat sosok itu kembali. Cowok yang tadi menabraknya. Ikut basket ternyata Batin Aya. Cowok itu berbalik memperlihatkan nomor punggung dan juga namanya. ‘Albed 04’

Para murid diminta untuk menepi sedikit dari lapangan karena akan dipakai untuk tim basket. Akhirnya Aya memilih berjalan ke belakang mencari tempat teduh. Duduk di bawah pohon, mengibaskan topinya berharap gerah akan hilang.

Bara duduk di sampingnya. Melakukan apa yang dilakukan Aya sekarang. “Panas amat Njing,” ucapnya.

Aya menoleh sebentar dan kembali menatap ke depan. “Lo mau minum nggak?” ucap Bara.

Aya lagi-lagi menoleh. “Lo nawarin gue?” dibalas anggukan dari Bara.

“Mau.” Aya menganguk.

Bara memberikan satu gelas plastik berisi air kepada Aya. Aya membolongnya menggunakan kuku lalu segera meminumnya. Begitu juga dengan Bara, dengan tiga kali tegukan air itu sudah hilang.

“Eh Bar! Mau beli makanan nggak?” tawar cowok yang duduk di samping Bara.

Bara menggeleng memberikan sampahnya kepada temannya itu.

“Dan, pacar lo.” Tunjuk Bara kepada seorang cewek yang berada tak jauh dari mereka. Membuat tatapan mereka mengarah ke gadis berbadan gempal, berjilbab yang tengah berselfi ria bersama temannya.

Mistakes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang