HAI!! SIAPA YANG KANGEN?!
Hari ini aku bawa update
Semoga memuaskanJangan lupa vote komen ya ^_^
Kalian kalo jadi Aya, bakal ambil sikap kaya gimana dengan kejadian seperti di part sebelumnya?
Buat yang lupa, bisa baca ulang part sebelumnya ya...
Selamat membaca!
🍻🍻
Pagi ini Aya memilih membuat sarapan sendiri. Cici bilang tidak bisa datang karena anak-anak panti rewel.Dengan tenang Aya mengoleskan roti yang baru matang dan masih panas dengan selai nutela kesukaannya.
"Sarapan apa?"
"Roti sama selai."
Virgo menelfon. Ponsel gadis itu tergeletak di meja, sengaja ia loudspeaker agar kegiatan makannya tidak terganggu.
"Budhe gak ke rumah?"
"Anak panti rewel."
Di seberang sana Virgo menyerngit bingung. Pasalnya nada bicara Aya yang datar tidak seperti biasanya. Virgo gelisah apakah adiknya memiliki masalah?
"Makan yang banyak, jaga kesehatan."
"Hmm."
Virgo semakin yakin jika Aya sedang memiliki masalah. Namun, bertanya di pagi ini sepertinya bukan waktu yang tepat. Ia takut Aya malah kehilangan mood. Karena jika sudah seperti itu, Virgo tidak yakin adiknya itu akan berangkat ke sekolah.
"Berangkat sendiri atau masih nebeng Bara?"
Aya berhenti mengunyah sejenak. Mendengar nama lelaki itu ia menjadi malas.
"Sendiri."
"Bara bikin masalah ya?"
"Enggak."
"Kenapa kaya kesel gitu?"
"Lo tau lah Bang, dia kaya gimana. Nggak ada apa-apa kok."
"Gitu?" tanya Virgo memastikan.
"Hmm."
"Yaudah, gue mau siap-siap. Gue tutup ya."
"Iya, semangat."
Beberapa detik kemudian panggilan diakhiri. Aya bergegas menaruh piring ke wastafel. Ia menenggak air putih di meja kemudian segera mengambil tas serta ponselnya.
Hari ini semuanya akan berbeda. Aya yang akan memulainya.
🍻🍻
Aya menaruh motornya di parkiran sekolah. Ia memiliki janji dengan Meisya. Dan kini ia menunggu gadis sipit itu.
Sebuah motor ninja merah memasuki area parkiran. Nyalinya cukup tinggi dengan berani mengendarainya hingga parkiran, padahal jelas-jelas itu dilarang.
"Muka lo datar banget, mau nyaingin gue?" sapa Si sipit setelah membuka helm.
Bukan umpatan atau semacamnya yang Meisya dapat, melainkan putaran bola mata yang sangat malas. Si sipit itu kian menyipitkan matanya. Merasa asing dengan ekspresi Aya.
"Kenapa?" tanyanya.
"Bara tau kalo gue pengedar," ucapnya singkat masih dengan raut datar.
Terlalu mendadak, terlalu cepat, dan terlalu mengejutkan. Diam adalah reaksi Meisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes [END]
Teen FictionAya Lusya Wardina cantik orangnya, siapa aja bakal ngincer dia jadi pacarnya. Sayangnya dia galak, jutek, songong, sombong dan masih banyak lagi sifat angkuhnya. Dibalik itu kalo udah temenan sama dia pasti paham sifat asli dia; baik banget. Aya lu...