[39] Happy Ending

312 25 4
                                    

Hai aku kembali
Ini mungkin bakal mengakhiri kisah Aya di kelas 10.

Kalian bisa baca RAYA : Fidelity untuk mengobati rasa rindu kalian sama Aya.

Dari judulnya aja udah ga PHP iya kan?

Baca pelan-pelan aja ya.
Happy reading 💙

Play list : BTS – Film Out
(tentang waktu yang nyatanya hanya sebuah ilusi)

🍻🍻


Aya menggeleng pelan, tak habis pikir dengan apa yang Zico lakukan.

Saat ini Aya, Diva serta Meisya berada di markas Eagle Hell. Sepulang pesta mereka segera melaju ke tanah luas itu.

Yosi yang baru saja tiba membuat mereka menoleh ke arah pintu yang terbuka lebar. Pria parubaya itu menggunakan sweater hitam dipadu celana bahan senada. Tangannya masuk ke dalam saku celana.

Aya menghempas tubuhnya ke sofa empuk. Dengan pandangan datar melirik Zico yang duduk memainkan cincin.

“Habis uang berapa?” tanya Yosi duduk di sofa single.

Diva duduk di sebelah Yosi sedangkan Meisya berjalan mendekati Aya dan duduk tak jauh dari sana.

“Bukan uang Papa kok,” terang pemuda itu.

“Kamu kurang kerjaan banget apa? Papa suruh cuci samurai Disa emang udah?”

“Udah, tanya aja ke Jack. Orang udah Zico masukin ke peti juga,” sahutnya.

Yosi menghela nafas mendengar respon putranya itu.

“Sekarang pulang, Mama kamu marah, tau?” titah Yosi.

“Besok aja deh,” tawar lelaki itu memelas.

“Sekarang, Zico. Atau Mama kamu murka sama kamu.”

“Bandel banget sih lo, Bang. Nurut aja napa,” sinis Aya.

Zico menyipit tak senang. “Ya lo aja sana yang ikut Papa!”

“Lah kan elo anaknya?!”

“Kalo bukan anaknya makanya diem, curut ngik-ngik!” semprot pemuda itu.

Aya berdecak melipat tangannya di depan dada. Mengingat kejadian di pesta Gebams tadi membuat Aya merasa bersalah.

Ya, ini juga ada campur tangan Aya. Andai dirinya tidak menceritakan semuanya pada Zico, maka lelaki itu pasti diam. Lagi, Aya juga yang meminta Zico membalas dendam. Namun diluar kendalinya, ia tidak menyangka bahwa pemuda itu akan meluncurkan aksi saat itu juga.

Apa Aya harus meminta maaf pada Berlin? Ahh ia sangat tidak enak.

Disisi lain ia bersyukur Zico tidak melakukan hal ekstrem untuk menjalankan aksinya.

“Paaaa kok gitu sih!”

Aya tersadar dari lamunan. Ia menoleh mencari tahu apa sebab pemuda itu merengek.

“Deal, satu bulan Papa sita. Diem di rumah. Patuhi perintah Mama kamu,” tegas Yosi kemudian bangkit.

“Diva pulang sekarang, biar Jack antar. Kalian berdua juga. Masalah Zico nggak usah dipikirin biar Om yang urus,” perintah Yosi kepada tiga gadis itu.

“Jack!” panggil Yosi.

Tak lama pria matang itu datang dari arah pintu samping. Ia menunduk hormat kemudian mendengarkan perintah Yosi.

“Antar Diva ke rumah. Kawal mereka juga.”

“Baik, Tuan.”

“Mari, Nona,” ucap Jack mempersilakan Diva berjalan.

Mistakes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang