Hari Olimpiade
_____Bryan keluar dari kelas yang ia tempati untuk olimpiade dengan wajah biasa saja. Menurutnya soal yang keluar tidak begitu menyulitkan tapi juga tidak bisa dianggap enteng.
Jujur, Bryan merasa sangat lelah setelah menyelesaikan 50 soal fisika. Ia rasanya ingin segera mengubur diri dalam lautan kasur yang empuk sembari memeluk guling kesayangannya, oh jangan lupakan dengan AC yang menyala untuk menyejukkan kamar. Namun niat ingin cepat sampai di kamar pupus sudah setelah melihat keberadaan seorang gadis.
Bryan sengaja menyuruh gadis itu untuk duduk di kafe di seberang SMA Grapura--tempat olimpiade berlangsung--untuk menunggunya selesai menjawab semua soal.
Ya Bryan kesini bersama gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Aurora. Emang kalau bukan gadis itu siapa lagi?
Sedangkan yang lain ikut dalam rombongan termasuk Blytha dan Alden.
Bryan seharusnya ikut bersama rombongan juga, tapi laki laki itu dengan keras kepalanya mengatakan bahwa ia tidak akan ikut olimpiade jika ia dipaksa ikut bersama rombongan. Mendengar ancaman tersebut keluar dari mulut seorang Bryan, dimana laki laki itu tidak pernah bermain main dengan ucapannya, mau tak mau pihak sekolah pun mengizinkan. Toh tak ada ruginya mengizinkan, karena selama ini Bryan selalu mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya yang gemilang. Untuk kali ini pun pihak sekolah yakin Bryan bisa membawa kembali mendali emas dan piala. Tidak bermaksud sombong guyss, itu pakta lho ya...
Bryan memelankan langkahnya ketika ia hampir mencapai tempat duduk Aurora. Ia bermaksud untuk mengejutkan gadis itu.
Namun semuanya tinggal angan angan, ketika ia hendak mengejutkan gadis itu langsung bersuara.
"Gimana? Lancar?" tanya Aurora tanpa menoleh ke arah Bryan, gadis itu masih sibuk memainkan benda pipih yang sedari tadi menjadi temannya menunggu Bryan selesai.
"Kok kamu tau aku datang?" tanya Bryan penasaran, menghiraukan pertanyaan Aurora sebelumnya. Laki laki itu memilih untuk mendudukkan bokongnya di kursi dihadapan Aurora.
"Itu, aku liat ada bayangannya." Aurora menunjuk lantai dimana tadi ia melihat ada bayangan seseorang yang datang menghampiri.
"Yah, nggak seru! Kamu nggak kaget," Bryan mendesak kecewa. "Padahal tadi aku mau ngagetin."
"Ya udah ulang ulang!" Suruh Aurora masih menatap layar ponselnya.
Dengan patuh laki laki itu berdiri dan berjalan ke belakang Aurora. Laki laki itu mulai mengambil ancang ancang untuk mengejutkan gadis yang menyuruhnya mengulang gerakan yang ingin ia lakukan tadi.
Bego lo Bry! Mau aja disuruh ulang ama Aurora. Curiga nih gue IQ lo sebenarnya berapa?
Dengan semangat 45 Bryan langsung menjalankan aksinya yang tertunda, ya seperti yang sudah kalian ketahui yaitu mengagetkan Aurora.
"BAAA!!" ujar Bryan antusias. Seakan kejadian sebelumnya memang belum pernah terjadi.
"Eh ayam eh ayam," balas Aurora pura pura terkejut sembari menjatuhkan ponselnya tiba tiba dan memegangi dada agar seperti kejadian nyata.
Totalitas sekali anda ya? Yaiyalah, buat Bryan apa sih yang enggak? Yakan, Ra?
Bryan tertawa. Lucu? Tentu saja tidak! Laki laki itu tertawa melihat Aurora yang menjalankan peran terkejutnya yang terlihat nyata.
"Puas?" tanya Aurora gemas. Seperti sedang membujuk anak balita saja.
Bryan mengangguk semangat. Ia senang karena sudah mengejutkan Aurora, walau keterkejutan itu dibuat buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prescience (END)
Teen Fiction(Follow dulu yaaa.... Sebelum membaca 🤗) -- REVISI SETELAH TAMAT --- Judul Awal : - Geminorum - Ethereal Of Athena Author cerita : Mamih Athena Pengetik : Aku ⚠⚠ young adult ⚠⚠ "Lo udah ambil Papa Mama gue. Lo udah ambil se...