Rainbow Macarons
_____Blytha bangun pagi pagi sekali hari ini. Pukul lima pagi ia sudah berkutat di dapur.
Kata guru pembimbing olimpiade fisika, ia berhasil meraih juara dua dan Bryan juara pertama. Walau menjadi kedua, Blytha cukup senang, apalagi yang pertama itu adalah Bryan, tunangannya.
Blytha membuat Rainbow Macarons untuk ia berikan pada Bryan sebagai ucapan selamatnya atas kejuaraan laki laki itu.
Dan disinilah Blytha kini. Ia berdiri seorang diri di depan apartemen Bryan. Blytha ingat ia sudah dilarang untuk datang ketempat ini lagi sejak pertama kalinya oleh Bryan sendiri. Tapi mau bagaimana lagi? Di sekolah tadi ia sama sekali tidak bisa menemukan Bryan sejak pengumpulan murid SMA Airlangga tadi pagi, padahal kelas mereka bersebelahan.
Di parkiran juga ia tidak menemukan motor Bryan yang biasa dia pakai. Jadi mau tidak mau akhirnya Blytha memilih untuk langsung menuju apartemen Bryan dengan ojol.
Hampir satu jam menunggu, akhirnya orang yang ditunggu pun datang. Blytha dapat melihat orang yang berjalan mendekat ke arah ia berdiri, lewat ekor matanya.
Blytha tersenyum mendapati orang itu benar orang yang sedang ia tunggu. "Hai, Bryan!" sapa Blytha sembari tersenyum manis. Ah tunggu, Bryan tidak sendiri! Disamping laki laki itu ada Aurora. "Eh, hai Aurora!" sapa Blytha juga.
Memang hari ini Bryan tidak menggunakan H2R yang biasa ia pakai. Laki laki itu memilih H2 Carbon --salah satu koleksinya-- karena H2R sedang dimodif.
Senyum Blytha mulai memudar. Satupun sapaannya tidak ada yang direspon dua orang itu.
"Lo ngapain disini?" tanya Bryan sarkastik. Laki laki itu berjalan mendekat sembari menggenggam tangan kanan Aurora. Itu semua jelas tertangkap oleh Indra penglihatan Blytha.
"Aku mau ngucapin selamat buat kamu," jawab Blytha sembari melepas tasnya, bermaksud mengambil Rainbow Macarons yang ia buat tadi. "Aku buat ini juga sebagai ucapan selamat." Blytha mencoba menampilkan senyum manisnya lagi. Tak apa Bryan tidak suka dengan kedatangannya, tapi setidaknya Bryan mau menerima kue buatannya yang ia sendiri rela bangun pagi untuk membuatnya.
Gadis itu menyodorkan satu paperbag berisi Rainbow Macarons ke hadapan Bryan. Bukannya mengambilnya, Bryan justru menatap sengit Blytha.
"Gue kan udah bilang, jangan datang ke sini lagi. Lo ngertikan bahasa manusia?" Sungguh Bryan benar benar tidak punya hati.
Aurora sendiri meringis mendengar kalimat yang Bryan lontarkan. Namun, Aurora tahu. Itulah Bryan, laki laki yang kerap dipuja puja sebagai laki laki sempurna, namun sesungguhnya berhati iblis di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prescience (END)
Teen Fiction(Follow dulu yaaa.... Sebelum membaca 🤗) -- REVISI SETELAH TAMAT --- Judul Awal : - Geminorum - Ethereal Of Athena Author cerita : Mamih Athena Pengetik : Aku ⚠⚠ young adult ⚠⚠ "Lo udah ambil Papa Mama gue. Lo udah ambil se...