--Geminorim 64--

561 90 306
                                    

Ibu Terbaik untuk Anak Kita Kelak
_____

"Cakep amat tuan putri kita," celetuk Kimberly tersenyum menggoda.

"Oh jelas," gurau Aurora sembari mengibaskan rambutnya.

"Itu yang di bibir apaan tuh, bling bling gitu?" tanya Kimberly sok tidak tahu.

"Ini yang gue pake namanya lip gloss."

"Empat tahun aja tanpa kita, udah glow up."

"Lo kira empat tahun tu singkat? Sesingkat ayam ngeramin telurnya? Hah?" dengus seorang cewek di samping Kimberly, siapa lagi kalau bukan Pricilla. Ya Aurora dan Kimberly sedang video call- an. "Masih untung Aurora pakenya lip gloss, lah elo pake lipstick jadi kaya simpanannya om om."

"Sekate kate mulut lo ngomong, Cil. Gue olesin cabe sekilo, biar dower tuh bibir lo."

"Kan emang bener. Lipstick lo merah amat kaya tante tante."

"Ini namanya pesyen," sahut Kimberly tak mau kalah.

"Heleh, fashion apaan model begituan? Fashion emak emak mau kondangan?"

Aurora tersenyum memperhatikan dua cewek di dalam layar ponselnya. Empat tahun berlalu, mereka berdua tidak banyak berubah ya, masih suka beradu argumen, pikir Aurora.

"Jadii... Kabar apa aja yang udah gue lewati selama gue disini?" tanya Aurora mengalihkan pembicaraan, agar dua anak manusia itu berhenti berdebat.

"Banyak, ada yang baik dan ada yang buruk juga. Lo mau tau yang mana dulu nih?" sahut Pricilla.

"Eum... Yang baik dulu deh."

"Yang baik..." Pricilla seperti sedang berfikir keras. "Yang baiknya, kita semua temenan. Ada Blytha dan Viola, temennya Bryan, temennya Gavin juga ada. Kita kita sering ngumpul bareng, atau enggak sunmori-an lah."

"Wah... Enak banget disana," antusias Aurora.

"Ternyata si Blytha itu anaknya cerewet sama kaya lo, Ra. Nggak nyangka gue," ujar Kimberly nimbrung.

Aurora tertawa. Iya, Aurora tau itu. Karena hubungan mereka sudah membaik sejak Aurora sering belajar bersama Blytha.

"So?"

"Mentang mentang tinggal di Amerika, udah sok inggrisan," cibir Kimberly.

"Iri aje lo, Kim!" Aurora melihat bagaimana Pricilla menoyor jidat Kimberly, seperti kebiasaan mereka dulu.

"Jangan jidat gue juga dong, Cil." Kimberly mengelus elus jidatnya dengan penuh kasih sayang. "Nih jidat limitit edisyen."

Pricilla mencibir.

"Terus kabar baiknya apa lagi?"

"Eh, gue belum pernah cerita ya?" sahut Kimberly tiba tiba.

"Cerita apaan?" bingung Aurora.

"Si Alden jadian ama Viona!"

"Viona?" ulang Aurora.

"Iya. Laviona Fransisca. Satu SMA sama kita dulu, juara tiga olimpiade MTK yang sama kaya Bryan waktu itu kalo nggak salah."

"Ooo.... Gue inget."

"Nah ternyata tuh cowok uda empphhh--" Pricilla langsung membekap mulut Kimberly.

"Nggak boleh spoiler, Kim! Gimana sih lo!" tukas Pricilla mengingatkan.

Aurora dibuat bingung oleh dua cewek itu. "Maksud lo?"

Prescience (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang