--Geminorum 52--

610 83 258
                                    

Susu Kotak Rasa Panilak!
_____

Hari ini adalah hari terakhir murid SMA Airlangga melaksanakan ujian akhir semester. Tidak terasa sudah satu minggu lebih mereka melaksanakan ujian tersebut.

Begitu pula dengan Aurora yang sudah terkulai lemas di mejanya. Padahal ia mendapat barisan duduk di paling depan dan masih sempat sempatnya tidur ketika ujian berlangsung.

Lembar jawabannya sudah terisi semua, benar atau salah Aurora tidak peduli yang penting terisi. Ia ingat moto hidupnya setiap ia akan memulai ujian sekolah yaitu 'Datang Kerjakan Lupakan'. Dan seperti itulah kini. Datang ke sekolah, lalu kerjakan soal yang diberikan, setelah selesai mari lupakan. Oh tentu saja hal ini tidak patut untuk ditiru.

"Aurora!" tegur pengawas kesekian kalinya.

"Nggmmm..." dengus Aurora semakin menenggelamkan kepalanya dilekukan tangannya.

Pengawas sudah berada tepat di depan meja Aurora sembari melipat kedua tangan di dada. Para murid juga tak sedikit yang memperhatikan Aurora yang masih tak jera ditegur hingga di hukum karena tidur di kelas, apalagi tidur ketika ujian.

"Semalam kamu tidur jam berapa?" tanya si pengawas.

"Nggak tau. Nggak liat jam." Aurora memang begitu. Tidurnya memang rada aneh, di ajak bicara pasti menyahut padahal ia masih di ambang batas sadar.

Pembimbing berdecak. "Kamu udah berapa kali saya ingatkan? Jangan tidur ketika ujian! Nanti kertasnya basah kena jigong kamu itu!"

Sontak satu kelas tertawa mendengar kalimat yang dilontarkan oleh si pengawas ujian.

"Saya kalo bobo nggak ada jigong jigongnya kok, Buk. Bersih en sucih."

"Heleh! Udah nggak usah ngeles kamu. Bangun bangun!" si pengawas menepuk nepuk bahu Aurora agar gadis itu bangun.

Aurora menegakkan tubuhnya sebentar, menguap, lalu kembali ke posisi semula.

"Aurora......"

"Iya, Ibuk pengawas yang cantik jelita duhai membahana."

"Kalo kamu nggak mau bangun, saya usir kamu dari kelas," ancam si pengawas ujian. Ia sudah sangat jengkel dengan sikap Aurora.

"Jangan dong, Buk! Saya masih ngantuk. Setengah jam lagi deh," tawar Aurora rada ngawur.

"Nggak ada tawar menawar. Sekarang kamu pilih. Bangun atau keluar dari kelas?"

Aurora mendengus. Dengan kondisi mengantuk gadis itu kembali menegakkan tubuhnya. "Hmm... Haaah...."

Aurora mengerucutkan bibirnya maju beberapa senti. "Buk, ngantuk mau bobo," ujarnya dengan gaya yang sedang merajuk.

"Nggak usah banyak tingkah, Ra. Bentar lagi juga pulang. Tahan kantuknya sebentar lagi."

Lagi dan lagi Aurora mendengus. Matanya serasa ditimpa berton ton beras saking beratnya.

Satu hal yang Aurora sadari adalah ia menjadi tontonan gratis satu kelas. Namun tentu saja ia tidak peduli.

Biasanya disaat saat seperti ini ada Gara yang mengompor ngompori sehingga kelas akan semakin ribut, tapi tidak untuk kali ini karena Gara tidak ada di kelas. Laki laki itu sepertinya terlambat datang sehingga tidak dapat ikut ujian. Ya Gara akan ikut ujian susulan.

Sedangkan ketiga teman Aurora yang lain, hanya bisa pasrah melihat situasi dan kondisi seorang Aurora. Mereka sudah sangat hafal bagaimana Aurora sehingga mereka memutuskan untuk penikmat tontonan gratis saja.

_____

Aurora berjalan di koridor kelas 11 Ips dengan satu tangan menggandeng lengan Kimberly. Di belakang ada Pricilla dan Zuyu.

Prescience (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang