--Geminorum 32--

819 132 215
                                    

Bengong Macam Bagong
_____

"Seperti biasa. Kantin di jam istirahat selalu ramai, desak desakan, desus desusan--"

"Desus desusan apa eneng?!" Alden menoyor belakang kepala Vino.

"Desus ular vithon!" dengus Vino karena Alden seenaknya saja menghentikan kalimatnya yang belum terangkai dengan sempurna. Vino tadi sedang mempraktekkan bicara seperti kalimat yang ada di novel.

Mereka berempat baru saja menginjakkan kaki di kantin-- para Most Wanted --sudah dihidangkan saja berbagai macam manusia yang kelaparan. Bolehlah kalau duduk enteng enteng saja, lah ini koar sana koar sini. Jadi seperti mati lampu ya sayang, eh! Seperti di pasar maksudnya.

Belum lagi si Nicholas yang tebar pesona sana sini.

"Katanya udah tobat jadi pakboi, nggak mau tebar pesona sana sini lagi," celetuk Bryan mencibir akan tingkah Nicholas. "Gue aduin krystal tau rasa lo!"

"Eh... Jangan gitu dong, Bry! Iya deh iya gue enggak lagi nih," ucap Nicholas langsung menghentikan tebar pesonanya. Takutnya ntar Krystal tau trus ngambek, cewek ngambek itu berabe urusannya, apalagi ceweknya se-aduhai Krystal kan nggak enak gitu kan yah!, batin Nicholas.

Vino tampak rusuh karena terus dikomentari Alden, sedangkan Nicholas sudah berhenti tebar pesona namun masih lirik melirik dan tak lupa memberi senyum menawannya. Bryan, laki laki itu memandangi seluruh isi kantin, mencari keberadaan sesuatu.

Tampaknya meja pojok bukan meja favoritenya lagi, karena laki laki itu memilih untuk satu meja dengan Aurora.

Dari ujung ke ujung, sudut ke sudut, akan tetapi Bryan tidak menemukan keberadaan Aurora. Dimana gadis itu?, batin Bryan bertanya.

"Yok Pak Bos! Nggak ada Neng Aurora," tukas Vino sembari menarik lengan Bryan agar mengikutinya, karena Nicholas dan Alden sudah lebih dulu memilih tempat duduk. Ya dimana lagi kalau bukan di pojok. Tampaknya Vino lebih dulu sadar bahwa tidak ada Aurora di kantin.

Bryan pasrah ketika lengannya di tarik menuju meja biasa. Ia memberungut sebal. Padahal baru saja kemaren mereka ketawa ketiwi, tersipu sipu tapi sekarang Bryan harus galau lagi karena tidak ada Aurora.

Padahal tadi ia ingin menjahili Aurora agar wajah datar gadis itu berubah merah merah merona. Tapi rencana tinggal rencana. Tak semua realita sesuai ekspetasi.

_____

Kimberly sedang menyalin tugas Zuyu, dan Zuyu sendiri duduk anteng menunggu untuk menjelaskan dibagian Kimberly yang tidak mengerti. Pricilla, gadis itu asyik dengan ponselnya. Desas desusnya sih lagi pdkt sama cowok.

Hoho ternyata Pricilla yang terkenal cuek bisa kepincut juga ama cowok.

Gavin? Ah laki laki itu tampaknya semakin dekat saja dengan Blytha, mereka sering berdua ralat bertiga dengan Viola teman Blytha, mungkin karena mereka satu kelas jadi cepat akrab. Tuhkan, dibilang juga apa. Gavin ini nggak punya temen cowok. Kemana mana bareng cewe mulu, apa jangan jangan Gavin ini cowo jadi jadian?, pikir Aurora bermonolog.

Lagi dan lagi Aurora menghela napas kasar. Apa tidak ada yang peduli dengan perternakan cacing di perut Aurora? Kenapa mereka sibuk sekali? Lihat Aurora! Gadis itu juga belum membuat tugas yang Kimberly salin punya Zuyu, tapi gadis itu santai santai saja seperti di pantai.

Prescience (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang