--Geminorum 47--

676 107 554
                                    

Kitty Bunting?
_____

Aurora terbengong bengong melihat wajah kusut Gavin. Bukan hanya Aurora tapi juga ketiga temannya yang lain.

Aurora dan ketiga antek anteknya sedang menikmati makanan mereka di kantin, pastinya dijam istirahat. Tiba tiba saja, tak ada angin tak ada hujan apalagi badai, Gavin datang menarik kursi di hadapan Aurora lalu menghempaskan bokongnya agak kasar. Laki laki itu menatap makanan dihadapannya atau lebih tepatnya makanan milik Aurora dengan dongkol, yang tak lain dan tak bukan adalah semangkok batagor.

Ia menatap marah batagor tersebut.

Bikin orang terherman herman.

"Lo kenapa, Pin?" tanya Aurora ragu. Gadis itu meneliti setiap inci tubuh Gavin yang bisa ia gapai dengan matanya, takut takut ada yang kurang di tubuh tersebut.

Bibir Gavin tambah mengerucut. Laki laki itu tiba tiba saja menoleh ke arah empat manusia tampan yang baru saja menampakkan batang hidungnya di keramaian kantin.

Ia menatap masam pada laki laki yang berjalan paling depan. Siapa lagi kalau bukan Bryan?

Bryan tak peduli, ia tetap melanjutkan aktivitasnya menghampiri sang bebeb tercintah.

"Kamu kemaren kemana aja sih, ampe nggak bales chat aku?" tanya Bryan dengan mimik wajah yang dibuat sesendu mungkin. Tak menghiraukan bahwa ada beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka. Jangan lupakan Gavin yang masih dipenuhi amarah hanya dengan menatap wajah Bryan yang sayangnya tampan itu.

Aurora menyendokkan sesendok batagor lalu mengarahkannya pada Bryan. Bryan langsung menerimanya dengan lapang dada. "Makan dulu!Kantin itu dibuat untuk mengisi perut bukan untuk sesi tanya jawab," ujar Aurora sembari menyendok lagi batagornya, tapi kali ini untuk dirinya sendiri. Lagi pula kemarin ia memang tidak membuka ponsel hampir seharian.

Bryan mengangguk patuh sembari mengunyah batagor. Setelah habis batagor yang ada di dalam mulut, Bryan kembali membuka mulutnya dan menunjuk mulutnya untuk disuapi Aurora lagi. "Aaaa...."

"Nggak mau. Beli sendiri sana!" suruh Aurora tak menghiraukan Bryan lagi. Aurora sudah berusaha untuk bersikap sewajarnya saja pada Bryan. Ia tidak menjauhi laki laki itu, tapi juga tidak ingin melakukan hal yang lebih dari sebuah pertemanan.

Bryan menggerutu tidak ingat umur. Ia memberengut sebal karena Aurora tidak mau menyuapinya lagi.

Gavin yang melihat interaksi itu berdecak keras. Dan langsung dibalas sinis oleh Bryan. "Iri? Bilang Boss!" dengusnya begitu.

"Gue nggak iri ya!" balas Gavin jengkel. Ia memang tidak iri dengan hal tersebut. Sesuka sukanya ia sama Aurora, Kittynya masih tiada duanya. Tapi ia sangat kesal karena.....

"Tanggung jawab lo ama Kitty, Bry!" ujar Gavin penuh penekanan.

Sontak kalimat tersebut membuat para gadis di meja itu menoleh ke arah Gavin, lalu kepada Bryan. Apa yang sedang mereka bicarakan? Tanggung jawab apa yang dimaksud oleh Gavin?

"Gue kaga apa apain si Kitty, njir," balas Bryan sedikit sewot karena merasa dituduh yang tidak tidak.

"Gue nggak mau tau, pokoknya lo harus tanggung jawab!" putus Gavin mutlak tak ingin dibantah dan diganggu gugat. Piks palid no debat no kecot no bacot bacot!

"Eittss... Bentar! Lo buntingin anak orang Bry?" tanya Kimberly ikut ikutan. Padahal ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Kaga anjir!" balas Bryan cepat.

"Kitty siapa? Jawab jujur!" Sekarang Aurora pun ikut ikutan menuduh Bryan menghamili anak orang.

"Bukan siapa siapa," jawab Bryan dengan mata melotot tak percaya Aurora juga berpikiran begitu.

Prescience (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang