Chausie Ayen
_____
Bryan menopang kedua tangannya di dagu, walaupun tatapan matanya fokus pada papan tulis di depan, sungguh pikirannya tidak berada di tempat itu saat ini juga.
Laki laki itu melirik samping kiri di mana ada Vino yang tengah bermain ular tangga online di ponselnya. Bryan mendengus, kenapa hari ini rasanya benar benar membosankan?
"Vin!"
"Hmm."
"Ntar pulsek lo kemana?" Tidak biasanya seorang Bryan Adams bertanya seperti itu terlebih dahulu.
"Ya ngikut elo lah gue," jawab Vino tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Ngapain lo ngikutin gue njir?"
"Biasanya juga gitu, kok skarang lo malah sewot sih!" Tidak habis pikir dengan Bryan, Vino tetap sibuk bermain ular tangga.
Bryan mendengus lagi, kemudian ikut mengeluarkan ponselnya diam diam. Duduk dipaling belakang dan paling ujung itu suatu keberuntungan bagi sosok seperti Bryan dan Author.
Kalo nggak percaya buktiin deh!
Laki laki itu membuka roomchat -nya dengan seseorang. Sudah dua hari terhitung sejak malam itu, tidak ada lagi bubblechat yang dikirim orang itu untuknya. Tidak ada lagi spamchat yang biasa orang itu lakukan untuk mengganggunya.
Chausie Ayen 🐈
Bryan memandangi lama profil itu. Entah sejak kapan ia merasa merindukan sosok itu yang selama ini selalu ia tolak kehadirannya. Dia yang selalu tidak dianggap keberadaanya oleh Bryan sendiri.
Tiba tiba Bryan bangkit dari duduknya membuat Vino terkejut dan tak sengaja menjatuhkan ponselnya ke lantai.
Seluruh penghuni kelas kini mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara, termasuk Buk Dian si guru ekonomi.
"Vino! Dari tadi kamu tidak memperhatikan saya?" Buk Dian mengalihkan pandangannya ke arah Vino yang tengah mengambil ponselnya yang terjatuh.
"Perhatiin kok buk," elaknya begitu.
"Kamu pikir kamu bisa membohongi saya Vino?" Buk Dian mendekati meja Vino dan Bryan. Bryan sendiri terbengong menatap layar ponselnya yang tiba tiba menampilkan layar panggilan.
Astaga, kepencet. Bryan tidak sengaja menekan tombol panggilan yang langsung tertuju pada gadis itu. Chausie Ayen.
Masih dalam kebengongan yang haqiqi, ternyata panggilan yang tak sengaja dilakukan oleh Bryan itu membuahkan hasil.
"Halo?" Suara dari seberang sana.
Buk Dian menglihkan pandangannya dari Vino ke arah ponsel Bryan yang tergeletak di atas meja. Sebelum Buk Dian sempat mengeluarkan suara, buru buru Bryan mematikan sambungan teleponnya dan memasukkan benda itu cepat ke dalam saku. Bryan kembali duduk.
"Siapa itu Bryan?" tanya nya menatap Bryan lembut.
Giliran Bryan aja dibaik baikin, cebik Vino dalam hati tak terima merasa gurunya pilih kasih jika itu ada sangkut pautnya dengan seorang Bryan Adams.
"Nggak ada." Bryan meraih buku paket ekonomi lalu membukanya dan membaca bagian yang ia buka sembarang.
"Ya sudah, lanjut lagi ya anak anak! Kamu Vino!" Buk Dian kembali menatap garang Vino. "Perhatiin ibuk baik baik, jangan main hp mulu, atau mau ibuk sita hpnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prescience (END)
Teen Fiction(Follow dulu yaaa.... Sebelum membaca 🤗) -- REVISI SETELAH TAMAT --- Judul Awal : - Geminorum - Ethereal Of Athena Author cerita : Mamih Athena Pengetik : Aku ⚠⚠ young adult ⚠⚠ "Lo udah ambil Papa Mama gue. Lo udah ambil se...