--Geminorum 46--

690 104 459
                                    

CBR1000RR Vs R1M

_____

Bryan sedang menatapi layar ponselnya dengan bibir yang mengerucut. Aurora sama sekali tidak membalas pesannya. Apa sesibuk itukah gadis itu?

Susah ya jadi orang bucin, batin Bryan.

Laki laki itu berjanji pada dirinya sendiri ketika ia sudah tidak terikat lagi dengan pertunangan sialan itu, maka ia akan official-kan hubungannya dengan Aurora secepatnya. Ia pastikan pertunangan itu akan cepat berakhir bagaimana pun caranya.

Dengan sendu Bryan terus menerus menatap layar yang menampilkan roomchat nya dengan Aurora. Gadis itu tidak aktif dari siang tadi.

Disaat saat sendunya, tiba tiba ada panggilan masuk. Sontak Bryan menjatuhkan ponselnya hingga mengenai hidungnya yang mancung. Sakit? Ferguso sakit banget. Nyut nyutan uy! Ia kaget.

Bryan meraih ponselnya lagi dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus hidung mancungnya.

Ia kira Aurora yang menelpon tapi ternyata tidak. Ngarep banget ditelpon Aurora.

Bryan menggeser tombol hijau menerima panggilan. "Ngapain lo nelpon gue? Ganggu orang lagi galau aja!" tukas Bryan kesal. Yang menelponnya adalah Vino sialan.

'Eittss! Marah mulu Pak Bos!'

"Mau ngapain? Cepetan bilang! Gue mau lanjut galau nih."

'Jangan galau galau atuh! Hepi hepi dong kaya Dede Pino,' sahut Vino dari seberang sana dengan suara dibuat buat seperti anak kecil.

"Satu!" peringat Bryan.

"Dua."

"Dua setengah!"

Di seberang sana, Vino masih asyik mengomel.

"Ti--"

'Iya iya, ini mau bilang.'

"Cepetan!"

'Iyah sabar!' sahut Vino setengah berteriak.

"Hm."

'Lo inget si R1M waktu itu nggak?'

"Iya inget. Kenapa?"

'Dia nantangin lo lagi malam ini!'

"Gue lagi males. Suruh Alden aja yang gantiin."

'Nggak bisa Pak Bos. Dia nantangin lo dan harus lo!' tekan Vino sekenanya dan memang begitu adanya.

"Gue lagi galau anjir," dengus Bryan tak suka acara galau menggalaunya diganggu.

Galau kok diumbar umbar, batin Vino meronta ronta ingin menyumpal otak pintar Bryan. Saking pintarnya jadi begini. Vino dapat menyimpulkan bahwa Janganlah engkau terlampau pintar karena pada akhirnya engkau terlihat goblok juga.

'Ntar kita tunggu jam 9 di gang merpati. Kaga boleh telat! Telat dikit jangan harap Aurora selamat. Eaaakk! Brasa lagi nyandera Aurora aja nih gue,' ujar Vino pada diri sendiri. Berlagak menjadi seorang penculik Aurora.

"Oo jadi Aura nggak bales chat gue karna lo sandera? Parah lo, Vin! Ngaku temen nyatanya lo musuh dalam celana."

'Celana apa tuh?'

"Celana popok ponakan gue."

'Lo punya ponakan? Kok gue nggak tau?'

"Jangankan elo! Gue juga kaga tau!"

Prescience (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang