Vino Mau Piknik
_____
Sekitar tiga jam lebih Bryan menghabiskan waktu di dalam bis, hingga akhirnya bis itupun sampai. Tadi di perjalanan sempat berhenti dua kali untuk mengisi bensin dan ada beberapa murid hendak buang air kecil.
Bryan yang memang tidak membawa banyak barang -- satu jaket saja yang ia jinjing -- dengan segera turun dari bis setelah bis itu berhenti di parkiran. Mereka telah sampai di Bosscha.
Bosscha terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Vino yang rempong karena laki laki itu membawa banyak cemilan di dalam tasnya, belum lagi satu tas jinjingan yang berisi susu susu kotak. Berasa mau piknik anaknya Bund.
Tapi pada akhirnya Vino pun dapat keluar dari bis walau perlu berjuang keras karena semua barang yang ia bawa turun, belum lagi murid murid yang juga desak desakan. Sedangkan Bryan sudah anteng di luar sembari mengelilingi pandangannya, ya tentunya mencari keberadaan bis Aurora.
Vino ngos ngosan ketika laki laki itu sampai di samping Bryan.
"Hah... Hah... Hah..." ngosan nya begitu. "Iiih lo mah gitu kaga nunggu nungguin gue," rajuk Vino pada Bryan dengan napas yang masih belum stabil.
Bryan mengalihkan pandangan pada Vino sebentar. Meneliti laki laki itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bryan mengerutkan keningnya. "Lo ngapain, Vin?" tanya Bryan dengan raut wajah bingung.
"Ya nyamperin lo lah!" kesal Vino. Itu pun masih ditanya, nggak liat apa gue kesusahan gini? Nawarin bantuan kek, apa kek gitu. Bener bener temen lucknut lo Pak Bos! Huh!, batin Vino memaki Bryan dalam hati.
"Bukan, bukan gitu maksud gue! Lo mau ngapain ke sini?" tanya Bryan lagi dengan arah mata jatuh pada tas jinjingan Vino.
"Ya pergi study tour lah! Masa lo lupa sih, Bry?"
"Nggak, gue kaga lupa. Lo kali yang lupa," balas Bryan tak mau kalah.
"Gue nggak lupa. Nih buktinya gue masih inget tujuan kita ke sini," tukas Vino tak mau kalah juga.
"Itu namanya lo lupa, Vin!" Bryan menunjuk jinjingan Vino yang berisi penuh susu kotak dalam segala jenis bentuk dan merek. Mau jualan di sini lo, Vin? Hah?
Vino ikut mengarahkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Bryan. Keningnya ikut berkerut? Ada yang salahkah? "Salah ye gue bawa ini?" tanya Vino menggoyangkan tas jinjingnya.
"Yaa... Nggak salah sih, Vin. Cuman yah gimana cara bilangnya ya?" Bryan jadi bingung sendiri bagaimana cara menjelaskan pada Vino yang otaknya bisa dikatakan berkapasitas minim. Canda, Vin! "Lo bawa begituan, nggak sekalian lo bawa toko tokonya? Bisa langsung jualan beneran lo disini!" tukas Bryan sarkastik.
"Eh gue bawa susu kotak banyak begini, lo tau kaga buat siapa?"
Spontan Bryan menggeleng.
"Buat Aurora! Buat Buk Bos, Njir! Ini tuh punya nya Buk Bos, dia nitip ama gue tadi," sahut Vino menggebu gebu. Niatnya baik malah diledekin Bryan, kan nggak lucu gitu ya?
Seketika Bryan melotot. "Yang bener?"
"IYAAA!!" seru Vino sedikit berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prescience (END)
Teen Fiction(Follow dulu yaaa.... Sebelum membaca 🤗) -- REVISI SETELAH TAMAT --- Judul Awal : - Geminorum - Ethereal Of Athena Author cerita : Mamih Athena Pengetik : Aku ⚠⚠ young adult ⚠⚠ "Lo udah ambil Papa Mama gue. Lo udah ambil se...