Bonus Part

189 84 427
                                    

Gada gitu ya yang mau ngucapin Selamat Ulang Tahun buat aku?? 🤔🤔
Yodah deh ga fafah😟, demi alek kaga ngafah ngafah hiksrott🤧....







Change My Mind
____

"Lo udah ambil Papa Mama gue. Lo udah ambil barang barang gue. Dan sekarang lo mau ambil DIA dari gue?" ujar Aurora penuh penekanan sembari menunjuk Bryan yang berdiri tidak jauh dari mereka berdua.

Aurora tersenyum licik. "Haha... Demen amat lo ama bekasan gue ya!"

Blytha menggeleng tidak membenarkan setiap tuduhan yang dilontarkan saudara angkatnya. "Nggak gi--"

"Noh, ambil! Ambil semua yang lo mau ampe lo puas liat gue nggak punya apa apa lagi!" Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Aurora langsung berlari keluar dari rumah.

"AURORA!" panggil Blytha setengah berteriak, tak lupa mengejar gadis itu yang sudah menghilang di balik pintu.

Sedangkan Bryan termanggu menatap punggung Aurora yang kian lama kian menghilang itu. Ia tidak berucap apa apa.
Dan entah kenapa dari kalimat kalimat yang Aurora ucapkan, Bryan justru merasakan sesak di dadanya.

Tak sadar laki laki itu termenung hingga suara seseorang menyadarkannya.

"Ayo, Bryan! Makan malam dulu!" seru Adena yang keluar dari dapur bersama Ajeng. Sedangkan para Bapak Bapak sepertinya asyik di belakang.

"Ayo, Nak!" suruh Ajeng menuntun anak laki lakinya ke meja makan. Bryan hanya menurut, walau hatinya terasa tidak enak setelah Aurora berlari keluar dari rumah.

Tak berapa lama, Blytha memasuki ruang makan dengan napas yang tersenggal karena berlari, tak lupa pula dengan mata yang berair karena menangis.

"Lho? Blytha kenapa nangis, Sayang?" tanya Ajeng menghampiri Blytha dan menuntun gadis itu untuk duduk di kursi makan tepat di samping Bryan.

Tidak mengindahkan ucapan Ajeng, Blytha beralih menatap Adena alias Mama angkatnya. "Ma! Aurora kabur hikss... Dia kabur dari rumah, Ma!" adu Blytha begitu.

Adena menatap Blytha sebentar, lalu kembali melakukan aktivitas sebelumnya yang sedang merapikan beberapa makanan di atas meja. "Halah, palingan juga ntar dia balik lagi," celetuk Adena seakan tidak peduli apa apa.

"Tapi ini tuh udah malem, Ma!" bantah Blytha tak percaya Adena bertindak seperti itu pada anak kandungnya sendiri.

Bryan memandang Blytha dan Adena secara bergantian. Ada yang aneh disini, pikir Bryan.

Bryan tahu pasti bahwa Aurora tidak akan menaiki angkutan umum atau sejenisnya, mengingat gadis itu memiliki trauma di masa lalu.
Ah, palingan cuman sekitaran sini doang, ujar Bryan di dalam hati.

Selama ini Bryan memang tidak peduli dengan apa yang Aurora lakukan, tapi percayalah jauh di lubuk hatinya, justru ia sangat mencemaskan gadis itu mengingat bahwa hari ini, malam ini adalah....

Oke mari kita perjelas...
Kita kembali ke beberapa tahun silam dimana ketika itu adalah hari pertunangan Bryan dan Blytha.

Ingat ya! Kejadian ini adalah kejadian dimana rahasia tentang pertukaran anak itu belum dibongkar, otomatis Blytha dan Aurora yang dimaksud adalah mereka yang lama, bukan Real dari mereka masing masing.

Prescience (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang