hai, jam berapa baca chapter ini?
Yang belum follow, follow dulu yuu 💅🏻
DILARANG SIDER DI LAPAK SAYA!!
tinggalkan jejak pembaca untuk kelanjutan cerita ini 😀
klik bintang di pojok kiri 🌟
kalo ada typo tandai ya!!
selamat membaca 🌗
(21.00 WIB)
.
Jarak yang dulunya hanya sejengkal, sekarang sudah selebar lautan.
—Satu Garis Dua Arah22 - Figura
ATHAYA sama sekali belum menghubungi Dafa—untuk menjemputnya di rumah Nadya. Tetapi cowok itu malah datang dengan sendirinya tanpa diminta. Athaya berani bersumpah, dia sama sekali tidak meminta untuk dijemput.
Sekarang, dia benar-benar merasa kesal berada di situasi menyebalkan seperti ini. Suara berisik teman-temannya, juga seorang laki-laki yang masih tetap berdiri di depan sana—menunggunya keluar membuat suasana hatinya menjadi buruk.
"Udah malam juga, Ay. Lagian kasian dia udah ke sini jemput lo. Masa mau diusir?" kata Nadya menasehati. Sedari tadi Athaya tidak mau keluar dan membiarkan Dafa menunggu. Athaya bahkan menyuruh Nadya untuk menyuruh Dafa pulang saja.
Nadya tentu saja tidak mau dan menolak keras. Athaya memang benar-benar!
Nadya sudah menyuruh Dafa untuk masuk ke dalam. Tapi laki-laki itu menolak. Dafa memilih untuk berdiri tegak di luar sambil menunggu Athaya. Itu karena Dafa tidak mau membuat Athaya menjadi semakin risih.
"Kita juga udah mau pulang, kok," timpal Kayla yang dibalas anggukan oleh Mauren.
Mendengar ocehan teman-temannya, membuat Athaya akhirnya pasrah. Jika sudah seperti ini, dia pasti kalah. Mereka semua memihak kepada Dafa, jadi tak ada hal lagi yang bisa membuat dia menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Garis Dua Arah
Teen Fiction-Ketika arah garis yang dilalui, kini sudah tidak sama lagi- Ketika satu pihak memutuskan berbalik arah dan tak mau berjalan searah lagi, maka pertentangan dan perbedaan akan terjadi. "Gue benci sama lo." "Kamu nggak jago bohong, Aya." "Lo nanti kul...