03 - Kejutan

1.8K 189 783
                                    

Selamat membaca 💫

21.21 WIB

03 - Kejutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

03 - Kejutan

ATHAYA mendorong pagar rumahnya setelah membuka gembok. Untungnya dia selalu membawa kunci cadangan, jadinya dia bisa membuka gembok pagar itu sendiri.

Beberapa minggu ini Pak Yanto—satpam rumahnya—tidak bekerja karna ada urusan keluarga. Namun, kali ini itu adalah sebuah keberuntungan. Jika ada pak Yanto, pasti pria paruhbaya itu yang akan membukakan pagar dan terjadilah wawancara yang panjang.

Setelah masuk ke dalam, Athaya kembali merapatkan pagar itu dengan pelan agar tidak menimbulkan suara yang besar. Sesekali meringis saat dia mendorong pagar dan menimbulkan suara yang kuat.

Setelah pagar tertutup rapat, dia menggemboknya kembali. Kemudian berbalik badan dan berjalan menuju pintu rumah. Athaya berhenti tepat di depan pintu berwarna coklat tua. Cewek itu celingak-celinguk. Takut ada yang memperhatikan dirinya. Gerak-gerik dia saat ini persis seperti maling yang bersiap untuk mencuri.

Dia menatap pintu coklat tua itu dengan perasaan bimbang. Antara ingin masuk atau tetap berdiri di sana terus. Sebenarnya, dia malas ditanyai oleh manusia yang pasti sudah menunggunya di dalam sana.

Athaya menarik nafas kemudian menghembuskannya perlahan. Dia membenarkan tas yang bertengger di bahu kemudian membuka pintu menggunakan kunci rumah yang ia gabung dengan kunci pagar. Dia memutar gagang pintu sambil merapatkan bibir dengan mata yang menyipit.

Athaya menyembulkan kepala melihat isi rumah yang terlihat minim pencahayaan.

Suasana memang masih hening dan gelap. Karna ini masih sangat pagi, jadinya langit masih gelap.

Athaya sebenarnya terpaksa pulang pagi-pagi, karna katanya Bunda akan pulang hari ini. Selain rindu, Athaya juga ingin berbicara banyak hal dengan Bunda. Awalnya dia ingin pulang agak siang, karna ini Hari Minggu. Namun, mengingat wajah Bunda, membuat ia mengurung niat.

Athaya memperhatikan sekeliling rumah. Dia berjalan menuju dinding dan menghidupkan saklar lampu. Athaya berbelok menuju tangga ke kamarnya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat seseorang tengah tertidur di sofa panjang.

Melihat siapa orang itu, Athaya menghela nafas kemudian berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Dia merasa bodoamat saja. Lagipula semakin dilarang dan dikekang, dia akan semakin bersemangat untuk melanggar.

<----->

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang