14 - Perpustakaan

697 77 418
                                    

Rajin-rajin vote sama komen yaa :>

tanggal bagus nih, jd sy up 😭

absen dulu sesuai askot u

jangan jadi sider besti!!

follow wp ku dulu yg belom follow biar ga ketinggalan info!!
yakali g follow

selamat membaca 🙏🏻

(22-01-2022, 22.22 WIB)

14 - Perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14 - Perpustakaan

Leon berdecak. "Than. Lo liat, tuh, temen lo!" ujar Leon pada Erthan yang duduk di sebelahnya.

Erthan melihat ke arah Kean yang tengah mendorong kursi Leon ke luar kelas dan duduk di sana bersama murid cowok yang lain. Mengabaikan Leon yang sedari tadi sudah teriak-teriak. Bahkan sempat terjadi aksi kejar-kejaran, sampai Leon memutuskan untuk berhenti karena lelah.

"Ambil, lah," balas Erthan.

Leon yang berdiri, kini duduk di atas meja. "Capek banget gue," keluhnya. Melihat tingkah Kean yang sangat menguji emosi.

"Bantuin kek, Than. Gini amat punya temen," kesal Leon. Dia benar-benar sudah sangat sabar. "Ini Dafa mana lagi," gumam Leon. Melihat Dafa masih belum masuk ke kelas, dia jadi bingung ingin meminta bantuan pada siapa.

Erthan tertawa. "Emang lo bakal balas apa kalo gue bantu?"

"Perhitungan banget lo sama gue." Leon semakin kesal dibuatnya.

Erthan menggeleng sambil terkekeh pelan. "Terserah," katanya, membuat cowok bertubuh jangkung itu berdecak dan turun dari meja.

"Gue kenalin sama cewek. Cantik. Pokoknya lo nggak bakal nyesel, deh," ujar Leon, menawarkan.

Lagi-lagi Erthan tertawa mendengarnya. "Gue bukan lo yang pikirannya cewek mulu."

Leon mendengus. "Iya, lah, yang nggak suka cewek." Leon memutar bola matanya, lalu duduk menyender di kursi.

Erthan mengerutkan dahi. "Emang gue pernah bilang kalo gue nggak suka cewek?"

"Ya, abisnya lo nggak pernah pacaran," balas Leon.

Erthan lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Sangat lucu dengan pemikiran Leon. "Setahu gue, pacaran itu nggak wajib. Emang kalo nggak pacaran tandanya nggak suka sama lawan jenis, gitu?" Erthan mengalihkan pandangannya ke arah Leon.

Kalah telak! Leon tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia tidak bisa membalas ucapan Erthan. Seakan kehabisan kata-kata.

"Pemikiran lo yang kayak gitu yang buat lo jadi labil sama perasaan lo sendiri. Intinya lo itu harus punya pacar. Ngelupain si a dengan cara pacaran sama si b." Ucapan Erthan melenceng dari pembahasan awal, tapi Leon masih tidak menyela dan tetap diam.

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang