10 - Gombalan Kean

852 101 286
                                    

Selamat Membaca 💫

double up nih

(chapter selanjutnya adegan Dafa sama Athaya)

jangan sider!!

10 -  Gombalan Kean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 -  Gombalan Kean

TAWA Oky menggelegar, membuat beberapa orang di sana memusatkan perhatian ke arah meja mereka. "Wah! Gila lo," katanya.

"Tapi, iya, sih," lanjut Oky kemudian.

Amel itu murid pindahan. Dia pindah ke SMA Jepara saat kelas 11 semester dua. Wajahnya yang cantik, membuat kepindahannya menggemparkan sekolah waktu itu. Selain cantik, Amel juga berasal dari kalangan atas. Hal itu, membuat dia langsung mendapati respon baik sebagai murid pindahan.

Ditambah dia berteman dengan siswi-siswi yang terkenal di sekolah ini, jadi dia semakin populer. Di antaranya, Lannie dan Dita.

Di sisa-sisa tawanya, Oky menyeletuk, "Nggak depresi, tuh, Dafa digangguin Amel mulu?" ucap Oky bercanda.

"Dari ekspresinya sih, biasa aja. Tapi kayaknya udah kena mental," timpal Kean yang disusul tawa di akhir kalimat.

"Cantik sih..., tapi seleranya yang kayak Dafa. Arwah gue udah keburu insecure duluan." Perkataan Oky berhasil membuat mereka tergelak.

Erthan tertawa mendengar penuturan Oky. "Kasian banget lo ya, Ky," ujar Erthan bercanda.

"Makannya kenalin dong gue sama cewek. Anak Osis cantik-cantik, tuh. Kenalin satu dong, Than," pinta Oky mengedipkan sebelah matanya.

Erthan terkekeh. Dia kemudian melirik jam tangannya. Cowok itu lalu berujar, "Kayaknya nanti malam gue nggak bisa ikut kumpul di warung Mang Tono."

Anak-anak yang menongkrong di sana, juga dari sekolah lain memang mengajak mereka berkumpul malam ini. Katanya, sih, udah lama nggak kumpul rame-rame.

Leon berdecih. "Sibuk mulu lo. Waktu lo itu berasa semahal berlian."

Mendengar itu, Kean langsung meredakan tawanya. Dia membalas perkataan Leon barusan. "Mendingan Erthan, lah, waktunya mahal. Daripada lo, akhlaknya murah."

Leon memutar bola matanya. "Nggak nyambung ogeb!"

Nggak nyambung tapi nyelekit, ya.

"Tapi... lo beneran nggak ngerasa risih gitu, Daf?" Oky memicingkan mata, kembali ke topik sebelumnya. "Gue liat-liat lo nggak pernah marah." Oky mengerutkan dahi. Penasaran dengan jawaban Dafa.

Dafa yang dari tadi diam menyimak, kini menjawab, "Kalo ngerasa risih, cukup tolak. Nggak perlu pakai cara kasar."

Oky menggelengkan kepalanya takjub. Dia menepuk tangan dengan mulut yang menganga. "Ciri-ciri laki-laki sejati. Nggak kayak Leon yang bangsat."

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang