27 - Sebungkus Nextar Strawberry

519 47 5
                                    

⚠⚠⚠
FOLLOW AKUN INI UNTUK INFO UPDATE!!

kalian baca chapter ini jam berapa?

jangan lupa tinggalkan jejak pembaca!! klik bintang di pojok kiri dan ramein chapter ini 💘

spam komen yang banyak biar up nya cepat 🌗

jangan jadi sider yaa!!🤓

Selamat Membaca ⭐

(22.22 WIB)

Egomu memang masih tetap menolak sampai sekarang. Namun kita lihat, sampai kapan ego yang kau pertahankan itu akan tetap menang.
- Satu Garis Dua Arah

27 - Sebungkus Nextar Strawberry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27 - Sebungkus Nextar Strawberry

DAFA memelankan langkahnya dengan pandangan tertuju pada Athaya yang berjalan menjauh menuju ke kelas perempuan itu. Langkah Athaya semakin dipercepat saat perempuan itu menyadari Dafa menyusulnya.

Sejak di rumah tadi sampai berangkat sekolah, Athaya tidak mengatakan sepatah kata apapun. Muka cewek itu terlihat tidak bersahabat. Athaya bahkan tidak sedikitpun menatap Dafa saat laki-laki itu berbicara padanya begitu sampai di parkiran sekolah. Setelah melepas helm dari kepala, Athaya langsung pergi meninggalkan Dafa.

Manik mata Dafa bertubrukan dengan Amel yang berjalan di seberang koridor tempat dia berdiri. Cewek itu tersenyum sangat manis ke arah Dafa. Namun, kontak mata itu hanya terjadi dua detik, karena Dafa kembali melihat ke arah di mana lorong yang baru saja Athaya masuki. Tanpa tahu jika Amel langsung menekuk wajah kesal diselingi hentakan kaki dan pergi dari sana bersama Dita juga Lannie yang bersamanya.

Tidak ada yang membuat Dafa tenang, selain keadaan Athaya yang baik-baik saja. Kini kepala Dafa dipenuhi tentang bagaimana caranya membuat suasana hati Athaya membaik. Pagi ini Athaya ada ulangan di kelasnya. Perempuan itu sangat sulit mengendalikan emosi di dalam tubuhnya sendiri.

Di ujung koridor, Zidan dan Kean yang melihat Dafa dari jauh langsung menghampiri cowok itu. Saat sampai, Zidan menepuk bahu Dafa sambil memperhatikan sekelilingnya. "Ngapain lo berdiri di sini?" tanya Zidan keheranan.

Dafa terkejut karena tepukan Zidan di bahunya cukup kuat dan tiba-tiba. Dafa lalu memberikan jawaban lewat gelengan. "Bentar lagi bel," ujar Dafa memberitahu Kean dan Zidan, kemudian Dafa berlalu dari sana. Zidan dan Kean dibuat semakin tidak mengerti.

Tadi awalnya, Zidan dan Kean duduk di parkiran sekolah. Niatnya mau menunggu Oky, karena cowok itu menyuruh. Tapi, tiba-tiba Oky menelepon Zidan dan bilang bahwa dia tidak sekolah hari ini. Padahal baru 10 menit yang lalu, cowok itu menyuruh mereka berdua menunggu dia di parkiran.

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang