40 - Sudut Pandang

1.2K 100 13
                                    

FOLLOW UNTUK INFO UPDATE!!

jangan lupa tinggalkan jejak pembaca!!

absen yuk jam berapa baca chapter ini?!!

selamat membaca ✨

(20.50 WIB)

40 - Sudut Pandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40 - Sudut Pandang

ATHAYA menutup keran. Perempuan cantik itu mendongak menatap kaca di hadapannya untuk beberapa detik, sambil mengatur deru nafasnya. Setelah itu, Athaya mengambil tisu dan mengeringkan wajahnya yang tadi dia basuh dengan air.

Bel pulang sudah berbunyi. Dan sekarang, Athaya sedang berada di toilet sekolah—menghindari teman-temannya yang sekarang pasti tengah mencari dirinya. Sejak tadi ponsel Athaya tidak berhenti berbunyi, sampai perempuan itu lelah dan memilih untuk mematikannya. Benda itu sangat berisik.

Athaya tidak mau bertemu dengan siswa atau siswi yang berada di sekolah ini. Apalagi mereka yang tadi menyaksikan kejadian di kantin. Berita itu pasti dengan cepat menyebar. Dan Athaya belum siap menerima respon dari orang-orang, dalam bentuk apapun itu.

Gerakan tangan Athaya yang masih membersihkan wajah, berhenti saat mendengar pembicaraan tiga orang siswi yang baru masuk ke dalam toilet. Athaya spontan memalingkan wajahnya, kemudian menunduk. Pura-pura mengambil sesuatu dari dalam tas sekolahnya sambil membelakangi mereka.

Walau begitu, Athaya menyimak dengan fokus pembicaraan yang dibahas oleh ketiga siswi tersebut.

"Emang dari dulu gitu, kan?" kata salah satu di antara mereka bertiga.

"Tapi makin ke sini, makin menjadi-jadi kelakuannya. Gue jadi nggak suka sama dia," timpal yang lainnya.

"Temennya Kayla juga kalo nggak salah."

"Iya, satu circle sama dia. Gue sih liatnya dia anak baik-baik. Tapi kenapa jahat banget sampe segitunya sama Kak Dafa."

Saat kata 'Dafa' terdengar, di situlah Athaya langsung paham maksud dan arah pembicaraan ketiga siswi itu.

"Kalo emang nggak suka, kan bisa tolak baik-baik. Nggak usah dibentak-bentak juga," ucap salah satu dari mereka. "Lagian, nih, ya, Kak Dafa kenapa sih baik banget sama dia? Padahal udah sering diusir."

"Dipelet kali," celetuk yang lain. Kemudian ketiganya tertawa lepas.

"Kita berdua tunggu di luar ya, lo cepetan," kata cewek berambut sebahu. Setelah itu dua orang dari ketiga cewek itu keluar dari sana dan yang satunya lagi masuk ke salah satu pintu toilet untuk buang air kecil.

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang