08 - Di Balik Hujan

923 107 380
                                    

Follow dulu sebelum membaca 💘

jangan lupa tinggalkan jejak. jangan sider!

Note : dialog yang ditulis miring itu artinya flashback (kilas balik)

22.00 WIB

08 - Di Balik Hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08 - Di Balik Hujan

HUJAN yang turun secara tiba-tiba membuat siswa-siswi berteduh di dalam kelas mereka masing-masing padahal bel pulang sudah berbunyi. Tapi tidak semua. Ada juga yang lebih memilih menerobos hujan daripada harus berlama-lama menunggu hujan berhenti. Apakah dari kalian ada yang seperti itu?

Lantai koridor yang licin membuat mereka harus berhati-hati jika tidak ingin terpeleset, terjungkal, terjengkang ataupun musibah sejenisnya.

Ada juga yang belari-lari di lapangan seperti masa kecil kurang bahagia. Tapi sebenarnya main hujan itu tidak seburuk yang kalian pikirkan. Tubuh setiap orang kan berbeda-beda. Bagi yang mudah sakit, ya jangan coba-coba. Tapi bagi mereka yang biasa saja, main hujan itu sangat menyenangkan.

Kata orang, rintik demi rintik hujan yang mengguyur tubuh kita membuat perasaan menjadi tenang. Coba, deh, tutup mata kalian. Rentangin tangan dan resapi setiap rintik hujan yang berjatuhan.

Di ujung koridor, dua orang cewek berlarian kecil menutupi kepala mereka dengan kedua telapak tangan saat melewati bagian yang tak beratap. Sesekali berjalan pelan karna takut terpeleset. Seragam mereka terlihat sedikit basah, terlebih sepatu yang mereka kenakan, sangat mengenaskan.

"Bawa jaket nggak, Ay?" tanya Kayla ketika mereka berhenti sejenak, menggesekkan alas sepatu mereka yang berlumuran tanah basah ke ujung lantai untuk membuang tanah itu.

Untungnya tidak ada yang memperhatikan kegiatan tercela mereka ini.

"Enggak." Athaya menggeleng.

Saat Kayla ingin berbicara lagi, tiba-tiba saja seseorang mendorong pundaknya dari belakang. Kebetulan saat ini posisi mereka menghadang jalan. Tapi nggak usah pake acara dorong bisa, kan?

"Sorry, sengaja," kata orang itu santai, membuat Kayla seketika naik pitam.

"Maksud lo apa, sih?!" Kayla menyentak. Hampir saja tadi dia terhuyung ke depan. Bukannya lebay, tapi memang saat ini koridor yang mereka lewati sangat licin karena terkena tempias hujan.

Lannie, si pelaku, mengedikkan bahunya tak peduli, lalu melenggang pergi melewati mereka begitu saja tanpa rasa bersalah sama sekali bersama Dita, temannya.

"Setan ya tu orang!" Kayla memaki dengan wajah marah.

Athaya yang di sebelah Kayla juga ikut kesal pada Lannie. Apalagi saat melihat Dita yang tadi sempat memperhatikan dia dan Kayla, membuat Athaya tambah emosi. Namun, emosinya tidak ada gunanya karena mereka sudah pergi.

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang