02 - Leon Baperan

2.2K 220 728
                                    

follow instagram @ coretanovii buat info update dan lain-lain. itu ig buat cerita-ceritaku. bisa ngobrol juga di sana

btw, aku up setiap hari kok. tapi jamnya random, aku g tentuin karena sibuk memikirkan kesibukan :(

(chapter ini di update tanggal 1 Januari 2022) satu tahun setelah chapter pertama

keren kan? 😁
becanda 🙏🏻

absen dulu dong di sinii, pada dari askot mana aja nich?

Selamat Membaca 💛

Selamat Membaca 💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02 - Leon Baperan

COWOK bertubuh tinggi yang memakai jaket levis berwarna abu-abu baru saja datang bersama dengan motor besarnya memasuki halaman warung kecil yang dipenuhi dengan banyak remaja laki-laki yang tengah menongkrong di sana. Berhenti di depan warung, si Pengendara kemudian mematikan mesin motornya dan turun.

"Jangan gitu goblok! Lo taunya ngutang mulu!" Kean mendapat satu geplakan di kepala dari orang yang duduk di sebelahnya.

"Dih, Mang Tono aja gak masalah, tuh. Kenapa lo yang sibuk!" Kean melemparkan tatapan sinis kepada Zidan, orang yang baru saja berlaku tidak sopan ke padanya. Alih-alih mendengarkan Zidan, Kean lebih memilih untuk melanjutkan kegiatan mengunyahnya.

Mang Tono terkekeh pelan mendengarnya. Dia membawa satu piring batagor pesanan salah satu dari mereka. "Temen kalian datang, tuh!" Pria paruhbaya itu mengarahkan pandangan ke arah Dafa yang baru datang. Membuat mereka semua langsung melihat.

"Lah, Daf? Tumben lo ke sini?" Suara itu berasal dari Zidan yang sempat tidak percaya dengan kedatangan Dafa.

Kean bangkit dari duduknya kemudian mengambil posisi duduk di sebelah Dafa yang baru saja menjatuhkan bokongnya di salah satu kursi panjang di halaman warung.

Dafa menatap Kean bingung ketika temannya itu tersenyum manis ke arahnya. "Kenapa?"

"Hospot, Daf." Kean menyengir dengan wajah yang sengaja dibuat semenggemaskan mungkin. Percayalah, Kean sudah menanti-nanti kehadiran Dafa. Laki-laki itu bilang di grup chat katanya dia ikut kumpul malam ini. Hal itu tentu saja membuat Kean senang bukan main. Karna cowok itu sangat susah diajak berkumpul.

Dafa melirik sekilas. Dia mengambil handphonenya dari saku celana kemudian menghidupkan tethering. Setelahnya, cowok itu mendorong bahu Kean agar laki-laki itu sedikit menjauh dari dirinya.

Senyum Kean merekah. "Baik banget lo, Daf. Gimana gue gak betah sama lo coba?" Dengan senyum lebar, Kean bangkit kemudian pergi menuju bangku yang ia duduki awal tadi setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang