(12.00 WIB)
<---->
23 - Ulangan Biologi
ATHAYA tidak mengucapkan sepatah kata apapun setelah tangisnya reda. Perempuan yang memiliki surai hitam pekat itu kini tengah membaca buku di bangkunya. Hidung Athaya tampak memerah, begitujuga dengan matanya yang bengkak.
Athaya cepat-cepat mengusap sudut matanya yang tiba-tiba basah sebelum air yang hampir keluar itu menitik jatuh. Athaya meletakkan buku yang dia tatap dari tadi ke atas meja. Dia tidak benar-benar membaca tulisan di dalam sana. Itu hanya pengalihan yang Athaya lakukan.
Pandangannya beralih ke kiri—melihat ke arah luar melalui jendela kaca kelas mereka. Tatapannya kali ini terlihat kosong. Athaya memandang lama sambil terus menahan air mata yang sedari tadi memaksa menerobos keluar, sampai tenggorokannya yang tercekat mulai sakit.
Kayla sudah bertanya-tanya, tetapi Athaya tetap tidak menjawab apapun. Bahkan bersuarapun tidak. Sampai akhirnya, Kayla menjauh dan memberikan Athaya ruang untuk sendiri. Walau sebenarnya Kayla masih memperhatikan Athaya yang duduk sendiri di mejanya.
"Ngapain lo di sini?" tanya Mauren, mengagetkan Kayla yang duduk di bangku lain.
Kayla menunjuk Athaya dengan dagunya, lalu menjawab dengan suara yang teramat pelan, persis seperti gumaman. "Engga tau."
Mauren melihat ke arah Athaya. Saat menangkap sesuatu yang aneh dari wajah perempuan itu, Mauren langsung bergegas duduk di sebelah Kayla. "Dia abis nangis? Kenapa?" tanya Mauren.
Kayla mengangkat kedua bahunya dengan wajah yang berubah tidak semangat. "Gue enggak ngerti, Ren," ungkap Kayla, jujur.
Athaya benar-benar sulit untuk ditebak.
"Jangan diganggu!" Kayla melototkan matanya ke arah Dio—murid cowok di kelas mereka. Dio yang tadinya mau duduk di sebelah Athaya langsung tidak jadi.
"Kenapa, tuh?" tanya Dio pada Kayla sambil menunjuk Athaya.
Kayla menggeleng kuat, lalu menyuruh Dio dan yang lainnya pergi. "Udah sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Garis Dua Arah
Ficção Adolescente-Ketika arah garis yang dilalui, kini sudah tidak sama lagi- Ketika satu pihak memutuskan berbalik arah dan tak mau berjalan searah lagi, maka pertentangan dan perbedaan akan terjadi. "Gue benci sama lo." "Kamu nggak jago bohong, Aya." "Lo nanti kul...