FOLLOW UNTUK INFO UP!!
Note : Biasakan untuk membaca narasi. Jangan hanya dialognya saja. Karena banyak penjelasan yang dibuat dalam bentuk narasi.
jadi, jangan diskip-skip yaa!!
absen yuk di sini sesuai askot!!
jangan lupa tinggalkan jejak 💘
Selamat Membaca 🦋
(14.00 WIB)
39 - Amarah Athaya
HARI ini, SMA Jepara melaksanakan Upacara Bendera yang dilakukan setiap Hari Senin. Seperti biasa, walaupun sudah diingatkan berkali-kali untuk memakai dasi dan topi saat Upacara, tetap saja banyak siswa maupun siswi yang setiap Seninnya melanggar peraturan.
Seperti pagi ini. Leon, Zidan dan Kean sudah berbaris di barisan khusus murid—yang tidak memakai atribut dengan lengkap. Dan seperti biasa juga, Bu Sari kini tengah memarahi satu-persatu murid yang ada di barisan itu. Tampaknya, wanita yang sudah berumur itu sangat hapal dengan wajah murid-murid yang sering melanggar peraturan.
Kean mengacak rambutnya karena merasa gerah. Cowok itu memandang ke arah barisan siswi kelas XI IPS 2. Menatap salah satu siswi di sana—membuat cewek yang ditatap Kean seperti itu mendadak salah tingkah dan meminta temannya untuk berpindah posisi. Siswi itu adalah Adik Kelas yang pernah Kean isengi waktu di Kantin.
Kean terkekeh ringan melihat Lita yang berulang kali mengalihkan pandangannya saat mereka berdua bersitatap. Pipi Kean ditampar pelan oleh Bu Sari karena cowok itu sibuk melihat ke arah barisan para siswi—membuat dia meringis.
"APA KAMU?!" Bu Sari melotot galak saat Kean ingin protes.
Nyali Kean menciut. "Sakit, nih, pipi saya," keluh Kean memegang sebelah pipinya yang sebenarnya tidak menimbulkan rasa sakit. Hanya saja tatapan orang-orang yang tertawa melihat dia adalah masalah utamanya.
"Lebay," sindir Zidan yang baris di sebelah Kean.
"Kalian bertiga ini. Saya sampai bosan ngeliatnya." Ucapan Bu Sari itu tertuju pada Kean, Leon dan Zidan—yang sekarang menunduk menatap ke bawah karena diomeli.
"Ya, jangan diliat, Bu," gumam Leon. Namun dia langsung terkejut sambil memegangi sebelah dadanya karena jantungnya berdegup kencang, saat rotan Bu Sari memukul tiang di lapangan—tepat di sebelah posisi Leon berdiri.
Begitupun dengan siswa lain yang ada di sana—mereka cepat-cepat merapikan barisan yang semula lumayan berantakan. Sekarang, semuanya langsung berdiri tegak dan tidak lagi banyak bicara.
Zidan yang sedari tadi menunduk, ikutan terkejut dan kini dia malah terkena omelan selanjutnya. "Kamu lagi Zidan. Cape saya liat kamu terus!"
Zidan berdehem sambil mengangkat wajahnya—menatap Bu Sari beberapa detik. "Maaf, Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Garis Dua Arah
أدب المراهقين-Ketika arah garis yang dilalui, kini sudah tidak sama lagi- Ketika satu pihak memutuskan berbalik arah dan tak mau berjalan searah lagi, maka pertentangan dan perbedaan akan terjadi. "Gue benci sama lo." "Kamu nggak jago bohong, Aya." "Lo nanti kul...