33 - Perasaan yang Tidak Jelas

617 50 17
                                    

FOLLOW UNTUK INFO UPDATE!!

Halo! Absen dulu di sini ayo. JAM BERAPA KALIAN BACA CHAPTER INI??

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK PEMBACA DAN JANGAN SIDER!! 😡😡

KLIK BINTANG DI POJOK KIRI DAN RAMEIN CHAPTER INI, OKEE?? ⭐

spoiler dan info update juga bisa dicek di instagram : coretanovii

Selamat Membaca 🖤🖤🖤

(20.20 WIB)

Karena sadar atau tidak, perasaan ini makin lama semakin tidak jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena sadar atau tidak, perasaan ini makin lama semakin tidak jelas.
Satu Garis Dua Arah

33 - Perasaan yang Tidak Jelas

DI sepanjang jam pelajaran Sosiologi, Athaya sama sekali tidak mendengarkan penjelasan dari guru yang mengajar. Semua teman-teman sekelasnya serius menyimak, karena materi kali ini termasuk salah satu bagian yang paling banyak masuk ke soal ujian. Hanya dia yang berani melamun, padahal guru yang mengajar mereka sekarang ini bukan guru yang mudah untuk memberikan keringanan.

Semenjak kejadian kemarin, Athaya kini kembali seperti semula lagi. Dia seharusnya memang tidak begitu. Tapi rasa takutnya tiba-tiba datang dan terus menggerogoti hati Athaya sampai membuat dia lupa diri dan tidak sadar akan apa yang dia lakukan.

Entah perasaan apa yang sebenarnya Athaya rasakan. Seharusnya semesta ini cukup tau diri, jika mau memberikan sesuatu masuk ke dalam dirinya. Bundanya masih belum ada kabar sampai sekarang dan kematian Elang yang terus berputar-putar di kepalanya, serasa ingin sengaja membuat kepala Athaya sakit.

Dafa sepertinya sudah baikan. Begitupula dengan Athaya yang kembali menjauhi laki-laki itu lagi seperti biasanya. Pagi ini, Athaya berangkat sekolah bersama Nadya. Dia pergi lebih dulu sebelum Dafa turun ke bawah. Laki-laki itu mungkin sempat mencari dia. Tapi Athaya rasa, Pak Yanto—satpam rumahnya—pasti sudah memberitahu Dafa bahwa Athaya pergi bersama temannya.

Athaya tidak egois. Dia memang seharusnya begini. Tidak ada yang mengerti posisi dia dan bagaimana rasanya menjadi dirinya. Jika orang mengatakan bahwa dia jahat, berarti orang itu tidak pernah merasakan hidup berada di titik yang dia tempati saat ini.

Semua orang memang memiliki masalah hidup masing-masing. Bukan hanya dia manusia yang hidup di muka bumi ini. Tapi, Athaya tidak sanggup dengan masalah yang menimpa dia. Ini di luar batas kemampuannya.

Memikirkan itu semua membuat kepalanya terasa ingin pecah. Athaya menunduk kemudian menghembuskan nafas sesak. Tutup pulpen yang sedari tadi dia mainkan di atas meja, kini Athaya bawa ke bawah dan sekarang berada di atas pahanya.

Satu Garis Dua Arah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang