FOLLOW WATTPAD @ milyuvi UNTUK INFO PENTING!!
kenapa lama up? aku lagi nunggu komen kalian yang minta buat next
baik banget g si aku up cepet gini 😍
jam berapa baca chapter ini?? komen di sini!! 💅🏻
jangan lupa tinggalkan jejak pembaca, vote dan komen supaya cepat up lagii 🌗
Selamat Membaca 💗
(21.21 WIB)
Bukan karena aku tidak menyukaimu. Tapi setiap kali melihatmu, memori itu kembali berputar. Membuatku lagi-lagi semakin sulit untuk mengikhlaskan.
— Satu Garis Dua Arah26 - Kehadiran dan Perhatian
DAFA membereskan buku Athaya dan membawanya ke dalam kamar perempuan itu. Setelah itu, Dafa mematikan televisi yang menyala dan membereskan piring, gelas, juga sampah-sampah jajanan yang berserakan di atas meja sampai jatuh ke bawah.
Dengkuran halus terdengar. Athaya tertidur pulas dengan kepala yang bersender pada sofa panjang. Kepalanya miring, membuat rambut perempuan itu menghalangi wajah cantiknya. Wajah Athaya sangat tenang ketika tidur, membuat ketenangan itu ikut tertular pada Dafa.
Saat Dafa menjelaskan mengenai materi yang tidak dimengerti oleh Athaya, perempuan itu sebenarnya menyimak dengan serius. Walau pandangannya tidak menatap ke wajah Dafa dan juga raut muka yang tampak tidak suka juga kesal. Sebenarnya, perempuan itu benar-benar menyimak penjelasan Dafa.
Setelah beres, Dafa kemudian berjongkok di hadapan Athaya. Laki-laki itu menghalau helaian rambut yang menutupi wajah Athaya, kemudian mengangkat perempuan itu dengan pelan-pelan untuk digendong. Dafa lalu beranjak menuju kamar Athaya. Menaiki satu-persatu anak tangga, sampai akhirnya sampai di kamar perempuan itu.
Setelah menyelimuti Athaya dengan selimut berwarna biru muda, Dafa sejenak diam sambil mengusap kepala Athaya dengan begitu lembut. Cukup lama dia memandangi wajah Athaya yang tampak pulas. Sampai akhirnya, Dafa bangun untuk menyalakan pendingin ruangan. Lalu, keluar dari sana.
Malam ini Dafa tidak ikut menongkrong di warung Mang Tono. Padahal sedang ada acara makan gratis karena Vano ulang tahun. Di warung Mang Tono sangat ramai, karena Vano mengajak pacarnya juga mengundang teman-teman dari pacarnya.
Dafa tidak ikut padahal Kean sudah memaksanya sampai mencoba segala cara untuk merayu Dafa agar datang. Juga awalnya cowok itu nekat menjemput Dafa jika Dafa tetap tidak mau ikut. Untungnya ada Erthan yang menceramahi Kean.
Ya, masa Dafa nggak mau, sih, makan gratis? Udah gratis, rame-rame pula! Kan, seru! Mumpung ditraktir Vano. Nggak usah bawa kado. Cukup bilang; 'Semoga nggak cepet mati ya, Van'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Garis Dua Arah
Ficção Adolescente-Ketika arah garis yang dilalui, kini sudah tidak sama lagi- Ketika satu pihak memutuskan berbalik arah dan tak mau berjalan searah lagi, maka pertentangan dan perbedaan akan terjadi. "Gue benci sama lo." "Kamu nggak jago bohong, Aya." "Lo nanti kul...