FOLLOW UNTUK INFO UPDATE!!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK PEMBACA!!
KLIK BINTANG DI POJOK KIRI DAN RAMEIN CHAPTER INI ⭐
absen dulu di sini biar kita kenal!!
tandai ya kalo ada typo. soalnya ini ngetiknya ngebut. langsung gas ngeng jadi harap maklum kalo ada salah ketik
⚠jangan ada yang diskip-skip biar nggak bingung!! bacanya pelan-pelan aja, okee??⚠
Selamat Membaca 💗
(23.30 WIB)
Luka sayat yang garisnya tidak pernah hilang dan luka lebam yang warnanya tidak akan pudar.
—Satu Garis Dua Arah32 - Ketakutan Athaya
SUARA jarum jam yang berputar di kamarnya terdengar sangat jelas masuk ke telinga Athaya. Suasana kamar perempuan itu begitu hening sampai tetesan air hujan di luar sana yang mengenai atap ikut terdengar.
Perempuan yang memakai baju tidur berwarna biru gelap berbahan satin menggeliat di atas tempat tidurnya. Kaki Athaya tidak bisa diam dan terus bergerak sampai menendang gulingnya hingga jatuh ke lantai. Tangan perempuan itu meraih apa saja yang bisa dia gapai, kemudian meremas selimutnya kuat-kuat.
Kening Athaya berpeluh keringat. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Menggeleng sejak tadi dengan mata yang masih tertutup. Alis Athaya tertaut dan nafasnya terdengar memberat.
Berdetik-detik berlangsung, sampai akhirnya Athaya berhasil membuka kedua matanya dan terbebas dari mimpi buruk yang menghantuinya itu. Nafas Athaya berderu cepat. Perempuan itu menempelkan tangannya di dahi dan mengusap keringat yang mengalir.
Athaya memperhatikan tangannya yang masih bergetar, begitujuga dengan detak jantungnya yang belum stabil. Mimpi itu kembali datang dan hinggap lagi. Athaya pikir sudah hilang dan hanya akan datang sesekali saja. Ternyata masih terus berlangsung.
Perlahan, perempuan cantik yang wajahnya sedikit memucat itu bangun dan duduk dengan kaki yang diluruskan. Athaya menunduk, tangannya terangkat untuk memegang kepala yang terasa pening. Athaya memejamkan kedua matanya erat-erat sambil mengatur detak jantungnya yang menggila dan perasaan yang gelisah juga resah.
Athaya mendongak dan tatapannya beralih pada jam dinding di kamarnya yang masih menunjukkan pukul 9 malam. Athaya ketiduran. Dia tadinya hanya rebahan sambil memainkan game offline di ponsel, lalu tiba-tiba matanya terasa berat dan mengantuk. Akhirnya Athaya tertidur setelah meletakkan benda itu ke atas meja di samping tempat tidur.
Athaya menghembuskan nafas dan memejamkan mata saat wajah Elang terus terbayang di kepalanya. Ini terasa sangat sulit untuk disingkirkan. Athaya rasanya ingin menangis sangking tak kuatnya menahan sesak yang teramat sakit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Garis Dua Arah
Ficção Adolescente-Ketika arah garis yang dilalui, kini sudah tidak sama lagi- Ketika satu pihak memutuskan berbalik arah dan tak mau berjalan searah lagi, maka pertentangan dan perbedaan akan terjadi. "Gue benci sama lo." "Kamu nggak jago bohong, Aya." "Lo nanti kul...